Rusia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 20 Persen, Tadinya 9,5 Persen!

Sebagai langkah darurat, Rusia naikkan suku bunga acuan dari 9,5 jadi 20 persen.

AP Photo/Alexander Zemlianichenko Jr
Pengunjung meninggalkan kantor penukaran uang di Moskow, Rusia, Kamis (24/2/2022). Rubel Rusia mengalami penurunan tajam di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina akan mengadakan pengarahan terkait kenaikan suku bunga acuan.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen pada Senin (28/2/2022) dalam langkah darurat. Pihak berwenang mengatakan kepada perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk menjual mata uang asing karena rubel jatuh ke rekor terendah.

"Kondisi eksternal untuk ekonomi Rusia telah berubah secara drastis," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.

"Kenaikan suku bunga utama akan memastikan kenaikan suku bunga deposito ke tingkat yang diperlukan untuk mengimbangi peningkatan depresiasi dan risiko inflasi. Ini diperlukan untuk mendukung stabilitas keuangan dan harga serta melindungi tabungan warga dari depresiasi.

"Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina akan mengadakan pengarahan pada pukul 13.00 GMT," kata bank tersebut.

Upaya lain juga dilakukan untuk mendukung rubel. Bank sentral dan kementerian keuangan juga bersama-sama memerintahkan perusahaan-perusahaan pengekspor Rusia untuk menjual 80 persen dari pendapatan mata uang asing mereka di pasar.

Pergerakan baru-baru ini menambah banyak tindakan yang diumumkan sejak Kamis (24/2/2022) untuk mendukung pasar domestik. Sebab, negara tersebut tengah berjuang untuk mengelola dampak yang meluas dari sanksi Barat yang diberlakukan sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara itu, dua perusahaan logistik terbesar di dunia, United Parcel Service Inc dan FedEx Corp yang berbasis di AS, telah menghentikan layanan pengiriman ke Rusia dan Ukraina. Keputusan ini diambil sehubungan dengan invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Baca Juga

Di sisi lain, lerusahaan logistik Jerman Deutsche Post DHL mengatakan, pihaknya menangguhkan sementara pengiriman ke dan dari Ukraina. Mereka juga akan menghindari wilayah udara Ukraina untuk operasi globalnya.

Dilansir Reuters, Senin (28/2/2022), UPS dan FedEx dalam pernyataan resminya menyebut layanan masuk dan keluar telah ditangguhkan ke Ukraina. Hal serupa juga dilakukan untuk pengiriman dengan tujuan Rusia.

 
Berita Terpopuler