Omicron Biang Keladi tak Ada Daerah Berstatus PPKM Level 1 di Jawa-Bali Pekan Ini

Daerah berstatus PPKM level 3 di Jawa-Bali mengalami peningkatan cukup drastis.

ANTARA/Aprillio Akbar
Sejumlah warga bersepeda di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Ahad (20/2/2022). Berdasarkan Inmendagri terbaru, DKI Jakarta pekan ini tetap berstatus PPKM level 3.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga

Gelombang ketiga infeksi Covid-19 yang dipicu cepatnya penularan varian Omicron mengakibatkan daerah berstatus PPKM level 3 di Jawa-Bali mengalami peningkatan cukup drastis pekan ini. Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2022 yang akan berlaku 22-28 Februari 2022, bahkan disebutkan tidak ada daerah berstatus PPKM level 1 di Jawa-Bali.

"Kenaikan yang cukup tinggi terjadi di Level 3, dimana sebelumnya terdapat 66 daerah, namun pada Inmendagri 12/2022 ini menjadi 99 daerah," ujar Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Safrizal ZA dalam siaran persnya, Selasa (22/2/2022).

Safrizal mengatakan, pada PPKM Jawa-Bali pekan ini terdapat perubahan yakni adanya empat daerah masuk kategori PPKM level 4 yakni Kota Cirebon, Kota Magelang, Kota Tegal dan Kota Madiun. Ia melanjutkan, perubahan lainnya dalam PPKM Jawa Bali pekan ini adalah tidak adanya daerah PPKM level 1.

Pada PPKM sepekan lalu, jumlah daerah level 1 masih ada empat daerah berdasarkan Inmendagri 10/2022. Selain itu, penurunan jumlah daerah juga terjadi di level 2.

"Penurunan jumlah daerah juga terjadi di level 2, yang saat ini terdapat 25 daerah dari yang sebelumnya 58 daerah," kata Safrizal.

Karena peningkatan level tersebut, Safrizal kembali mengingatkan semua pihak melaksanakan disiplin protokol kesehatan diikuti dengan upaya 3T intensif. Ia juga mengarahkan agar orang yang bergejala ringan atau sedang untuk melakukan isolasi mandiri atau isolasi terpusat untuk memastikan kendali di sektor hilir rumah sakit tidak mengalami tekanan dan peningkatan yang eksponensial.

"Hal ini dapat terwujud bila posko desa/kelurahan bergerak aktif di sektor mikro," ujar Safrizal.

Selain itu, ia juga meminta pemerintah daerah terus melakukan percepatan vaksinasi dosis kedua dan menggencarkan vaksinasi booster.

"Yang paralel dengan upaya edukasi berkelanjutan dalam penegakan disiplin protokol kesehatan bagi seluruh elemen masyarakat," ujar Safrizal.

Salah satu daerah yang pekan ini tetap berstatus PPKM level 3 adalah DKI Jakarta. Berdasarkan ketentuan Inmendagri terbaru, jumlah pemeriksaan (testing) Covid-19 di Jakarta diturunkan dari 21.285 menjadi 15.283 orang per hari.

Perinciannya, target jumlah orang yang dites per hari untuk wilayah Kepulauan Seribu menjadi 19 orang dari sebelumnya 37 orang, Jakarta Barat menjadi 3.803 orang dari sebelumnya 5.705 orang. Kemudian, Jakarta Pusat menjadi 1.305 orang dari sebelumnya 1.958 orang, Jakarta Selatan masih tetap sama 3.299 orang, Jakarta Timur menjadi 4.214 orang dari sebelumnya 6.321 orang dan Jakarta Utara menjadi 2.643 orang dari sebelumnya 3.965 orang.

Inmendagri itu menjelaskan, jumlah orang dites harian adalah jumlah tes harian minimal yang harus dipenuhi kabupaten/kota. Orang yang dihitung ke dalam target pemeriksaan adalah suspek dan kontak dari kasus konfirmasi, bukan orang tidak bergejala yang diskrining.

Baca juga : Luhut: Kasus Omicron di Indonesia Masih Terkendali

Pengurangan jumlah orang dites tersebut diperkirakan karena mencermati tren pergerakan persentase kasus positif yang menurun dan kasus aktif yang juga terus berkurang. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta persentase kasus positif per Senin (21/2/2022) menurun menjadi 17 persen dengan jumlah orang dites usap PCR dalam sepekan tetap tinggi mencapai 362.314 orang.

Jika dibandingkan sepekan terakhir atau per 14 Februari 2022, persentase kasus positif mencapai 22,2 persen dengan jumlah orang dites usap berbasis PCR dalam sepekan mencapai 360.202 orang. Sedangkan jumlah kasus aktif yakni yang dirawat dan diisolasi sejak 17 hingga 21 Februari 2022 terus berkurang sehingga menyisakan 65.059 orang kasus aktif. Apabila dibandingkan pada 14 Februari, jumlah kasus aktif yang dirawat dan diisolasi saat itu bertambah 10.126 menjadi 83.628 kasus aktif.

 

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Senin (21/2/2022) menyampaikan, banyaknya daerah yang naik status menjadi PPKM level 3 disebabkan oleh tingkat rawat inap rumah sakit yang meningkat. Luhut mengatakan, level asesmen PPKM disesuaikan dengan memberikan bobot lebih besar pada perawatan inap rumah sakit.

Ia melanjutkan, hingga kemarin jumlah keterisian rawat inap di rumah sakit seluruh provinsi Jawa-Bali masih jauh di bawah keterisian saat varian Delta. Karena itu, Luhut menegaskan, perkembangan kasus Omicron di Indonesia saat ini masih terkendali.

“Meskipun penambahan kasus sudah melebihi tren Delta, namun kondisi rawat inap dan kematian jauh lebih rendah dibandingkan varian Delta beberapa waktu lalu,” kata Luhut.

Berdasarkan data yang dihimpun, dari 2.484 pasien yang meninggal, Luhut menyebut sebanyak 73 persen di antaranya belum melakukan vaksinasi dosis lengkap, 53 persen lansia, dan 46 persen memiliki penyakit komorbid. Pasien komorbid tersebut rata-rata meninggal lima hari sejak masuk rumah sakit, dengan komorbid terbanyak yakni penyakit diabetes mellitus.

Luhut pun meminta masyarakat agar tak panik menghadapi kenaikan kasus dan status PPKM di tiap daerah. Namun, masyarakat dimintanya tetap menjaga pola hidup sehat dan memastikan sudah divaksinasi Covid-19, serta menaati protokol kesehatan.

Pemerintah pun menyiapkan berbagai langkah antisipasi terjadinya puncak kasus Covid-19 di luar Jawa-Bali. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali mengatakan, meskipun kasus Covid-19 di luar Jawa-Bali saat ini mengalami kenaikan, tetapi proporsinya saat ini masih 23 persen dari kasus aktif nasional.

"Proporsinya sekarang mencapai 23 persen dari kasus aktif nasional atau 124.714 dari 536.000.358 dan pemerintah terus memantau dan menyiapkan langkah karena ini puncaknya dalam 2-3 minggu ke depan yang perlu diantisipasi," ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Senin.

Airlangga sebelumnya juga mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 di luar Jawa-Bali lebih lambat dibandingkan kasus di Jawa-Bali. Saat ini, reproduksi rate (Rt) kasus Covid-19 di luar Jawa-Bali secara rata-rata naik sekitar 1,18 persen.

Airlangga melanjutkan, Presiden Jokowi juga mengingatkan kembali peningkatan disiplin protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi di seluruh daerah. Sebab, masih ada daerah di luar Jawa-Bali yang cakupan vaksinasinya rendah yakni untuk dosis pertama ada di tiga provinsi yang di bawah 70 persen yaitu Maluku, Papua Barat dan Papua.

Lalu provinsi yang vaksinasi dosis keduanya di bawah 50 persen adalah Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Aceh, Papua Barat, Maluku dan papua. Sedangkan untuk vaksin booster, capaian di seluruh provinsi luar Jawa-Bali masih di bawah 10 persen serta capaian lansia masih ada tujuh provinsi yang di bawah 60 persen dan untuk dosis kedua ada 25 persen yang di bawah 60 persen.

"Arahan bapak presiden dosis kedua dan lansia ini dipercepat, dan ini menjadi indikator yang penting diperhatikan," kata Airlangga.

 

Lokasi Isoter DKI Jakarta - (Republika)

 

 
Berita Terpopuler