Komunitas Muslim di Punjab Mendambakan Perubahan

Komunitas Muslim di Punjab mendambakan adanya perubahan.

Anadolu Agency
Muslim India melakukan shalat berjamaah. (ilustrasi)
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Menjelang pemilihan di Punjab India, komunitas Muslim enaruh harapan pada pemerintah baru untuk mengatasi berbagai masalah.

Berdasarkan Sensus 2011, Muslim sekarang mencapai 1,93 persen, dengan mayoritas dari mereka mendiami distrik Malerkotla. Itu satu-satunya distrik yang didominasi Muslim di negara bagian mayoritas Sikh di India.

Seorang pengacara dan kandidat independen, Hassan Mohammad berkampanye dari pintu ke pintu di berbagai desa di distrik Malerkotla negara bagian itu, yang memiliki 70 persen populasi Muslim.

Baca Juga

"Ketika saya pergi menemui orang-orang di desa, saya melihat betapa buruknya kondisi mereka. Pemerintah sebelumnya tidak berbuat banyak untuk mereka," kata Mohammad, dilansir dari laman Anadolu Agency pada Kamis (17/2/2022).

Menurutnya, semua orang di Punjab sekarang mendambakan perubahan. Dalam pemilu kali ini, 15 kandidat, sebagian besar Muslim, bersaing untuk segmen majelis. Namun, penduduk merasa diabaikan meskipun daerah mengirimkan perwakilan ke majelis negara setiap tahun.


Saat kandidat berkampanye, seorang warga, Mohammed Ashraf mengatakan bahwa fasilitas kesehatan di kota itu sangat buruk. "Biasanya, tidak ada dokter spesialis yang tersedia. Hanya ada satu rumah sakit pemerintah besar yang melayani populasi lebih dari 130 ribu orang," kata dia.

Warga lokal lainnya, Ramzaan Sayeed mengatakan kota Muslim itu tidak memiliki perguruan tinggi profesional dan lembaga pendidikan yang baik. "Ini adalah masalah kursus profesional hari ini. Kami harus menyekolahkan anak-anak kami ke berbagai tempat untuk mendapatkan pendidikan yang baik," katanya.

Hal ini disebut pertarungan segitiga, kali ini di Malerkotla. Biasanya, orang telah memilih sebuah partai politik yang berpusat pada Sikh di negara bagian tersebut, Shiromani Akali Dal atau Kongres yang berhaluan tengah sekuler. Namun kali ini, kehadiran Partai Aam Aadmi di daerah pemilihan telah menambah dimensi baru pada kontes tersebut.

Tidak hanya isu-isu sehari-hari, beberapa isu nasional yang berkaitan dengan umat Islam juga mendapat tempat di sini. Sementara, Liyaqat Ahmad di kota utama mengatakan dia tidak akan memilih Partai Aam Admi karena ketidakpeduliannya terhadap komunitas Muslim di ibu kota India, Delhi, di mana ia adalah partai yang berkuasa.

Dia menyebutkan bahwa dalam kerusuhan komunal yang paling parah di kota pada 2020, partai ini tidak membantu umat Islam. Dalam kerusuhan yang paling parah dalam beberapa dekade, yang dimulai ketika Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berada di Delhi, lebih dari 50 orang tewas dan ratusan lainnya terluka pada Februari 2020.

"Beberapa kenalan saya ada di sana, mereka mengatakan pemerintah tidak melakukan apa pun untuk mereka. Jadi bagaimana kami bisa mempercayai mereka?" ucapnya. Dia menambahkan, bahwa masalah pengangguran juga merupakan masalah utama di kota.

Saat seseorang berjalan menuju pasar utama kota, jalan yang rusak juga membuat mereka kesulitan. "Ada masalah mendasar seperti saluran air limbah dan air minum yang aman. Kami ingin pemerintah baru melihat semua masalah ini," kata seorang penjaga toko, Jafar Ali.

Pemerintah Kongres yang berkuasa telah mengumumkan pendirian perguruan tinggi kedokteran, dan tahun lalu meresmikan jalan layang baru.

"Kalau dari fakultas kedokteran, tidak banyak kemajuan. Dan lalu lintas padat di jalan layang harus dihentikan karena menimbulkan beberapa masalah, begitulah kondisi di sini," kata Ali.

 
Berita Terpopuler