Dinkes Bandung Minta Warga Berantas Sumber Nyamuk Antisipasi DBD

Kasus DBD di Kota Bandung naik dari November 475 kasus jadi 695 kasus pada Desember.

Republika/Edi Yusuf
Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD dilakukan di komplek Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/2).
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung meminta masyarakat mencari dan memberantas sumber nyamuk Aedes Aegypti guna mengantisipasi peningkatan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Baca Juga

Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani mengatakan berdasarkan data bulan lalu, kasus DBD kini meningkat. Pada November 2021 angka kasus DBD sebanyak 475, kemudian pada Desember 2021 ada sebanyak 695 kasus.

"Angkanya dari November memang meningkat, tapi kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya itu sama ya polanya," kata Ahyani di Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/1/2022).

Menurutnya DBD harus diantisipasi bukan hanya dari virusnya itu sendiri, melainkan juga masyarakat perlu mengantisipasi faktor adanya virus tersebut. Salah satunya masyarakat perlu mengantisipasi adanya air yang tidak mengalir.

Karena air tersebut bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. "Jangan sampai ada kesempatan tempat berkembangbiaknya nyamuk, tampungan air harus ditutup. Dan juga dipantau terus secara berkala," kata dia.

Dia juga mengimbau masyarakat apabila menemukan gejala-gejala seperti demam, sakit kepala, dan gejala lainnya, agar segera ditangani ke puskesmas setempat. "Langsung saja ke fasilitas kesehatan setempat, untuk memastikan di puskesmas juga bisa, di puskesmas sudah ada fasilitasnya," katanya.

 
Berita Terpopuler