Dokumen Sejarah Ungkap Cuaca Ekstrem pada Era Ottoman

Arsip era ottoman menampilkan dokumen tentang peristiwa cuaca ekstrem.

wikipedia
Suasana masyarakat dalam dinasti Ottoman.
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Arsip era ottoman menampilkan dokumen tentang peristiwa cuaca ekstrem yang memengaruhi negara itu dari abad ke-16 hingga awal abad ke-19. Dokumen-dokumen bersejarah tersebut disimpan di Direktorat Arsip Negara Kepresidenan Turki. Itu memberikan informasi rinci tentang peristiwa cuaca dan tindakan yang diambil negara untuk menanganinya.

Baca Juga

Dilansir dari laman Daily Sabah pada Selasa (25/1), Dokumen mengungkapkan bahwa bencana seperti hujan lebat, banjir, kekeringan dan badai sering dialami di kekaisaran. Di antara dokumen tersebut merinci banjir setelah hujan lebat, dan tindakan yang diambil oleh pemerintah.

Dalam konteks ini, catatan ferman (maklumat) Sultan Selim II kepada qadi Istanbul berbunyi bahwa terjadi banjir besar akibat hujan deras pada tanggal 17 bulan Safar dalam penanggalan Islam, yang bertepatan dengan tanggal 8 Juni 1574. Dalam dokumen ini, tertulis bahwa rumah-rumah terendam banjir dan hancur dari Yenibahce di Fatih ke laut karena pembangunan di atas karez (sistem untuk mengangkut air dari akuifer atau sumur air ke permukaan melalui saluran air bawah tanah).

Sebagai hasil dari penemuan yang dibuat oleh sersan istana Ibrahim dan arsitek Muslihiddin diputuskan bahwa rumah-rumah dan toko-toko yang dibangun di atas karez harus dihilangkan. Penghancuran di daerah karez harus diperbaiki, dan beberapa jembatan serta lengkungan harus diperluas. Untuk itu diperintahkan agar rumah-rumah yang dibangun di atas karez dibongkar.

 

Di antara dokumen-dokumen itu, ada juga catatan tentang ferman yang dikirim ke gubernur Mesir pada masa pemerintahan Sultan Murad III. Dalam ferman ini, tertanggal 9 April 1577, dikatakan bahwa banjir diperkirakan di Mekah, dan 27 ribu filoris akan dihabiskan untuk mengambil alih rumah-rumah di atas daerah banjir di kota, serta membangun tembok besar di kedua sisi zona banjir. Ferman memerintahkan uang yang diperlukan diberikan dari Perbendaharaan Mesir dan orang yang dapat dipercaya harus ditunjuk untuk membelanjakan uang itu.

Di sisi lain, sejak pertengahan abad ke-19, Kesultanan Utsmaniyah juga berjuang melawan kelaparan akibat banjir dan serbuan belalang. Dalam dokumen juga ada tindakan yang diambil untuk melawannya. Sebuah dokumen Meclis-i Vukela (Dewan Menteri) tertanggal 14 Agustus 1887, merinci, misalnya, keputusan untuk memperpanjang pengecualian dari bea cukai yang diterapkan pada bahan makanan yang dibawa ke Bagdad melalui laut dan sungai satu tahun lagi. Hal ini  untuk mencegah kelaparan setelah bencana banjir dan invasi belalang di kota.

 

 

 
Berita Terpopuler