Vietnam Incar Pasar Halal Global

Komunitas Muslim di Vietnam meningkat sehingga potensi pasar halal terbuka lebar

vietnam720.com
resto halal di Vietnam. Ilustrasi
Rep: Kiki Sakinah Red: Esthi Maharani

IHRAM.CO.ID, HANOI -- Pasar halal merupakan pasar yang sangat potensial bagi bisnis warga Vietnam, karena saat ini produk Halal Vietnam tidak memiliki pangsa yang signifikan.

Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam, Nguyen Quoc Dung, membuat pernyataan tersebut pada sebuah konferensi bertema "Pasar Halal di Asia Tenggara-Asia Selatan-Pasifik Selatan: Potensi dan Peluang" yang diadakan pada Senin (20/12) oleh Kementerian Luar Negeri Vietnam berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan.

Menurut Dung, kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Pasifik Selatan merupakan pasar potensial dengan 860 juta konsumen Halal dan Muslim, terhitung 66 persen dari total populasi Muslim di dunia. Vietnam memiliki banyak kekuatan dan kondisi yang menguntungkan untuk berpartisipasi secara efektif dalam ekonomi halal global, termasuk dalam pilar makanan, pariwisata, tekstil, farmasi dan media.

Vietnam telah memainkan peran penting dalam banyak hubungan ekonomi regional dan antar-regional dengan 17 perjanjian perdagangan bebas (FTA), termasuk FTA generasi baru seperti CPTPP, EVFTA dan RCEP. Vietnam juga memiliki kekuatan dalam memproduksi barang-barang kering seperti beras, lada, kacang mete dan biji kopi.

Pasar makanan halal global diperkirakan akan terus tumbuh kuat. Pengeluaran untuk makanan halal diperkirakan akan meningkat sebesar 3,1 persen dari 1,4 triliun dolar AS pada 2020 menjadi 1,9  triliun dolar AS pada 2024 dan 15 triliun dolar AS pada 2050.

Kuatnya permintaan akan produk halal tidak hanya karena peningkatan jumlah umat Islam, tetapi juga karena tren konsumsi baru. Ada banyak non-Muslim yang meningkatkan pengeluaran dan penggunaan pada makanan halal karena produk halal memenuhi kriteria keamanan lingkungan dan pangan.

"Selain itu, permintaan produk halal juga meningkat di pasar domestik karena Muslim asing datang ke Vietnam untuk bepergian, bekerja, dan belajar lebih banyak. Komunitas Muslim di Vietnam juga meningkat," kata Dung, dilansir di Vietnam News, Rabu (22/12).

Sementara itu, produk halal juga diharapkan dapat berkembang dalam hal makanan dan juga obat-obatan dan kosmetik. Produk-produk tersebut akan semakin berpengaruh terhadap perkembangan industri pariwisata, keuangan, dan jasa pemasaran.

Industri makanan halal tidak hanya terkait dengan proses produksi, tetapi juga melibatkan banyak bidang lain seperti bahan baku, pupuk, pengolahan, dan logistik. Sebba, makanan halal tidak hanya produk tetapi juga proses dari membesarkan, menyembelih, melestarikan, pengepakan, pengangkutan dan pendistribusian kepada konsumen.


Baca Juga

Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Phung Duc Tien mengatakan, 50 persen produk pertanian Vietnam, seperti beras, sayuran, teh, kopi, jambu mete dan lada, memenuhi standar pasar Halal. Tien mengatakan untuk memasuki pasar Halal, perusahaan domestik perlu memahami budaya, keyakinan agama, dan komitmen.

"Namun, setiap tahun, hanya sekitar 50 perusahaan Vietnam yang mendapatkan sertifikat Halal. Vietnam hanya memiliki sekitar 20 barang yang diekspor ke pasar Halal, jumlah yang sangat rendah dibandingkan dengan potensinya. Hingga 40 persen daerah Vietnam tidak memiliki produk ekspor bersertifikat Halal," katanya.

Karena itu, Tien berharap konferensi tersebut akan membantu menemukan solusi dalam menciptakan lingkungan bisnis yang menguntungkan dan mendukung produk pertanian Vietnam untuk mengakses pasar makanan halal.

Selain itu, menurutnya, perlu ada pembangunan berkelanjutan dalam rantai nilai pertanian, kehutanan, dan perikanan Vietnam untuk memasok barang-barang untuk pasar Halal di Asia Tenggara, Asia Selatan, Pasifik Selatan, dan dunia.

Pada konferensi tersebut, para ahli dan manajer juga mengatakan bahwa bisnis lokal menghadapi banyak kesulitan dalam memanfaatkan pasar ini. Penyebabnya antara lain perbedaan budaya bisnis, selera konsumen dan terutama sertifikat halal.

Standar halal cenderung lebih ketat. Keragaman dan kompleksitas regulasi verifikasi dan sertifikasi Halal di setiap negara juga menjadi kendala bagi perusahaan.

Vietnam juga belum memiliki kerjasama internasional yang efektif dan hubungan untuk mentransfer teknologi, memobilisasi modal dan berpartisipasi dalam rantai nilai global dalam industri makanan halal.

Duta Besar Bangladesh untuk Vietnam, Samina Naz, mengatakan bahwa jika Vietnam hanya memegang 1 persen dari pangsa pasar Halal global, negara itu akan mendapatkan nilai yang luar biasa. Vietnam memiliki sektor ekonomi pariwisata yang sangat besar, bahkan di masa pandemi Covid-19 sektor ini tetap berkembang.

Wisata kuliner merupakan bidang yang penting. Vietnam juga dapat mengembangkan produk makanan halal untuk wisatawan. Karena itu menurut Naz, Orang asing yang datang ke Vietnam akan merasa bahwa mereka siap untuk disambut di Vietnam.

Bangladesh adalah pasar yang besar dan potensial untuk produk makanan halal. Naz berharap komunitas bisnis Bangladesh di Vietnam akan berpartisipasi dalam rantai produksi dan pemasokan produk Halal ke Bangladesh.

Menurutnya, investor Vietnam dapat datang ke Bangladesh untuk berinvestasi dalam pengembangan peternakan sapi. Peternakan sapi ini adalah sektor dengan permintaan tinggi di Bangladesh.

 
Berita Terpopuler