PM Malaysia Akui Ada Kelemahan dalam Kordinasi Penanganan Banjir

PM Malaysia mengakui ada kelemahan dalam kordinasi penanganan banjir.

EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Sebuah keluarga melihat keluar dari rumah mereka setelah banjir melanda Taman Sri Muda, distrik Shah Alam, sekitar 40 km dari Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Desember 2021.
Rep: Kamran Dikarma Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengakui ada kelemahan dalam upaya koordinasi banjir besar yang terjadi di setidaknya tujuh negara bagian negara tersebut. "Saya tidak menyangkal (kelemahan) dan akan memperbaiki di masa depan. Tanggung jawab bukan hanya pemerintah federal, tetapi juga pemerintah negara bagian dan garis depan adalah distrik," katanya kepada wartawan setelah mengunjungi korban banjir di Jelebu, Negeri Sembilan, dikutip laman Channel News Asia, Rabu (22/12).

Baca Juga

"Badan Nasional Penanggulangan Bencana hanya berkoordinasi. Jika dianggap lemah dalam koordinasi, saya tidak membela siapapun dalam situasi ini. Bagi saya, semua orang harus bertanggung jawab," ujarnya melanjutkan.

Ismail Sabri juga mengatakan situasi banjir di Selangor memang tidak terduga. "Di Selangor, ada masalah. Kami transparan tentang ini dan saya tidak ingin menutupi siapa pun," kata PM Malaysia.

"Di negara bagian lain, (seperti) di pantai timur, banjir sudah menjadi peristiwa tahunan, jadi semua persiapan sudah dilakukan, tinggal menunggu apakah (perlu) membuka PPS (pusat bantuan) atau tidak. Setiap tahun, para pengungsi banjir akan pindah ke tempat yang sama," ujarnya menambahkan.

Hujan deras di pantai barat Semenanjung Malaysia pada akhir pekan lalu telah mengakibatkan banjir terburuk dalam beberapa tahun. Selangor dan Pahang menjadi daerah yang paling terkena dampak.

 

 

Orang-orang yang terlantar mengeluh bahwa pihak berwenang lambat bertindak. Lebih dari 20 nyawa hilang di Selangor dan Pahang, dan hampir 67 ribu korban banjir dievakuasi ke 422 pusat bantuan di tujuh negara bagian dan wilayah federal Kuala Lumpur pada Senin awal pekan ini.

Menurut Bernama, pada Selasa siang, jumlah pengungsi meningkat di Pahang dan Negeri Sembilan masing-masing menjadi 39.806 dan 765, sementara total korban yang ditempatkan di pusat-pusat bantuan di negara bagian lain melaporkan penurunan. Sementara itu, pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kepemimpinan telah gagal untuk melindungi rakyat dari hujan deras dan banjir.

"Pemerintah yang tidak dapat memperingatkan masyarakat ketika melihat bencana alam meningkat atau mengubah jadwal untuk membantu ketika orang terdampar dan transportasi terganggu, tidak memberikan keyakinan bahwa mereka akan dapat membantu kita pulih dari krisis lain, termasuk krisis yang sedang berlangsung seperti pandemi," ujarnya.

Anwar juga mendesak perdana menteri untuk membentuk pemeriksaan kerajaan serta komite parlemen untuk meningkatkan dan memperbarui prosedur tanggap bencana Malaysia. Sementara itu dalam sebuah unggahan di blognya, mantan perdana menteri Mahathir Mohamad memperingatkan bahwa akan ada lebih banyak bencana alam dan menekankan perlunya bersiap untuk pemanasan global. 

 

"Kenaikan suhu yang kita alami sekarang adalah bagian dari perubahan yang dialami planet ini. Ini mungkin menjadi lebih buruk. Kita perlu bersiap untuk perubahan ini. Kita harus mengharapkan lebih banyak bencana alam," katanya.

 
Berita Terpopuler