Alquran Ceritakan Kaum yang Melampaui Batas

Alquran menyebut Kaum Luth sebagai kaum yang melampaui batas.

Bab-Edh-dhra, lokasi ditemukannya reruntuhan kota Sodom dan Gomoroh
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran diceritakan bahwa Nabi Luth diutus ke kaum yang pertama kali melakukan perbuatan keji. Mereka adalah kaum yang pertama kali melakukan sodomi.

Baca Juga

Nabi Luth menyeru mereka untuk kembali ke jalan yang baik dan benar, namun mereka malah mengusir Nabi Luth. Alquran menyebut mereka sebagai kaum yang melampaui batas, artinya perbuatan tercela mereka benar-benar melampaui batas. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-A'raf Ayat 81 tan tafsirnya.  

اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ

Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas. (QS Al-A'raf: 81)

Ayat ini dalam Tafsir Ringkas Kementerian Agama mengandung arti, "Sungguh, kamu benar-benar telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki dengan mendatangi mereka dari duburnya, bukan kepada perempuan yang seharusnya kepada merekalah kamu menyalurkan naluri seksualmu. Kamu telah melakukan perbuatan yang sangat keji dan rendah serta durhaka. Bahkan kamu benar-benar kaum yang melampaui batas karena melakukan pelampiasan syahwat bukan pada tempatnya, menyimpang dari fitrah manusia."

 

 

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menerangkan bahwa Nabi Luth menegaskan kepada kaumnya bahwa sesungguhnya mereka melakukan homoseksual, perbuatan yang bukan saja bertentangan dengan fitrah manusia, tetapi juga menghambat perkembangbiakan manusia.

Perbuatan homoseksual hanya bertujuan pelepasan nafsu birahi semata karena pelakunya lebih rendah dari hewan. Hewan masih memerlukan jenis kelamin lain untuk memuaskan nafsu birahinya dan keinginan mempunyai keturunan.

Misalnya binatang yang merayap dan yang terbang memulai kehidupannya dengan betina dan jantan untuk bersama-sama membuat sarang di atas pohon. Sedangkan kelakukan homoseks tidak mempunyai maksud demikian selain melampiaskan nafsu birahi semata. Dengan bersemangat Nabi Luth mengutuk dan mencemoohkan tingkah laku mereka.

Pada akhir ayat ini diungkapkan bahwa Nabi Luth selalu mengakhiri ucapannya dengan kata-kata, "Tetapi wahai kaumku, kamu adalah benar-benar golongan yang melampaui batas, karena kamu meninggalkan akal sehat dan menyimpang dari fitrah manusia, sehingga kamu tidak memikirkan akibat buruk dari tingkah lakumu, yaitu memutuskan keturunan, merusak kesehatan dan melanggar peradaban."

 

 

Jika kaum Luth tidak menyimpang dari fitrah, selalu berpikir sehat dan berakhlak mulia, tentu akan menjauhi perbuatan keji dan terkutuk itu. Kecaman atas perbuatan umat Nabi Luth berulang kali dikemukakan dengan ungkapan yang beragam, seperti firman Allah berikut ini.

"Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)." (QS An-Naml: 55)

"Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?" (QS Al-'Ankabut: 29)

 

 

 

 
Berita Terpopuler