CAIR Temukan Sosok Kedua Jadi Mata-Mata Kelompok Anti-Muslim

Mata-mata tersebut dibayar 100 ribu dolar selama empat tahun merekam pemimpin Muslim.

The Columbus Dispatch via AP
CAIR Temukan Sosok Kedua Jadi Mata-Mata Kelompok Anti-Muslim. Dewan Hubungan Amerika-Islam cabang Ohio (CAIR-Ohio) memecat pimpinannya Romin Iqbal karena berhubungan rahasia dengan kelompok anti-Muslim.
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, COLUMBUS -- Kantor nasional Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American-Islamic Relations/CAIR) mengumumkan melalui akun Twitternya pada Selasa (21/12), bahwa sosok kedua yang menjadi mata-mata untuk kelompok anti-Muslim telah diidentifikasi. Hal itu diumumkan sepekan setelah direktur eksekutif CAIR cabang Ohio dipecat karena ditemukan berkomplot dan berhubungan rahasia dengan kelompok anti-Muslim.

Baca Juga

Orang kedua yang tidak disebutkan namanya itu dikatakan CAIR berperan dalam mematai-matai organisasi dan Muslim Amerika dan ia muncul ke hadapan secara sukarela. Individu tersebut dikatakan tidak bekerja untuk organisasi nirlaba, namun dia adalah sukarelawan aktif di sebuah masjid besar dan pernah diundang ke berbagai pertemuan dan acara nasional.

Akan tetapi, CAIR tidak menyebutkan di mana lokasi orang itu berada secara geografis. CAIR hanya mengatakan sosok mata-mata tersebut tidak berada di manapun di Ohio.

Berita ini muncul setelah Romin Iqbal, mantan direktur eksekutif CAIR cabang Ohio, terungkap karena telah menjadi mata-mata untuk Proyek Investigasi Terorisme (IPT), sebuah kelompok kebencian anti-Muslim, setidaknya sejak 2008.

Iqbal (45 tahun) pernah bekerja di kantor CAIR di Hilliard, Ohio pada kelompok advokasi dan layanan sosial Muslim. Ia juga pernah mengawasi operasi kelompok tersebut di Columbus dan Cincinnati.

 

Tidak ada perincian lebih lanjut yang diberikan tentang identitas orang kedua yang menjadi mata-mata Muslim di Amerika tersebut. Akan tetapi, cicitan itu mengatakan Steven Emerson, pendiri IPT yang anti-Muslim, membayar individu tersebut sebesar 3.000 dolar AS per bulan untuk merekam para pemimpin Muslim terkemuka.

Menurut CAIR, selama empat tahun dia bekerja untuk Emerson, pria itu dibayar lebih dari 100 ribu dolar AS oleh IPT. "Salah satu tujuan Emerson, kami diberitahu, adalah melindungi pemerintah Israel dengan melemahkan Muslim yang terlibat dalam aktivisme politik dan hak asasi manusia," tulis CAIR dalam cuitan di Twitter tersebut, dilansir di The Columbus Dispatch, Rabu (22/12).

CAIR mengatakan tengah mengumpulkan dan memeriksa lebih banyak informasi dari sosok yang muncul sendiri tersebut. CAIR juga membiarkan para pemimpin dan organisasi yang pelaku targetkan mengetahui apa yang telah dia lakukan dan akan merilis namanya secara terbuka ketika penyelidikan selesai.

Mereka mengatakan pria tersebut telah menemui pemimpin masjidnya dan mengaku sebelum memberi tahu CAIR. Utas di Twitter menyebutkan pria itu meminta pengampunan dan mengatakan dia akan bekerja sama.

CAIR kemudian menyarankan orang lain yang membantu IPT atau kelompok pembenci lainnya melakukan hal yang sama. CAIR mengumumkan dalam konferensi pers pada 16 Desember 2021, dua hari setelah berita tentang Iqbal keluar, mereka menerima informasi pada 2020 tentang mata-mata di berbagai kelompok Muslim.

 

Iqbal diidentifikasi melalui penyelidikan setelah informasi tersebut diberikan kepada CAIR. Menurut CAIR, Iqbal telah merekam pertemuan dengan para pemimpin CAIR nasional, berbagi email, dan rencana strategis dengan IPT selama bertahun-tahun.

Sementara itu, panggilan telepon untuk meminta komentar dari IPT pada Selasa malam tidak ditanggapi. Ketika dihubungi pekan lalu melalui email tentang Iqbal, IPT merilis pernyataan yang mengatakan, "Sementara Proyek Investigasi Terorisme tidak pernah dan tidak akan pernah memantau komunitas Muslim Amerika yang lebih luas, IPT tidak akan ragu mengungkap dan secara terbuka mengekspos aktivitas Islam radikal di tanah Amerika oleh kelompok-kelompok seperti CAIR, yang mengancam keamanan nasional kita."

IPT berbasis di Washington, D.C. dan menyebut dirinya sebagai kelompok riset nirlaba dengan misi mengekspos aktivitas jaringan dan pendukung teroris di AS dan luar negeri dan untuk mendidik publik tentang ancaman ini. CAIR sebelumnya mengatakan menemukan ada total tiga mata-mata IPT, termasuk Iqbal, di organisasi Muslim yang berbeda. Namun, tidak ada mata-mata yang lain di dalam CAIR itu sendiri.

 
Berita Terpopuler