Obat Suntik Pertama HIV Disetujui

Apretude menjadi obat suntik pertama yang disetujui penggunaannya.

Flickr
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menyetujui obat suntik pertama untuk mencegah HIV, atau dikenal sebagai pre-exposure prevention (PrEP), bernama Apretude (Foto: ilustrasi HIV)
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga

Oleh: Puti Almas

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menyetujui obat suntik pertama untuk mencegah HIV, atau dikenal sebagai pre-exposure prevention (PrEP), bernama Apretude. Ini menjadi obat baru yang diberikan setiap dua bulan sebagai alternatif pil pencegahan HIV, seperti Truvada dan Descovy. Apretude disebut terbukti mengurangi risiko HIV hingga 99 persen bila diminum setiap hari. 

Berdasarkan dua uji coba FDA yang menganalisis keamanan dan kemanjuran Apretude, ditemukan bahwa obat ini lebih mungkin mengurangi HIV dibanding obat oral harian. Kemanjuran ini didorong oleh lebih mudahnya peserta dalam penelitian memathui rejimen setiap bulan, dibandingkan dengan konsumsi pil setiap hari. 

“Persetujuan ini menambahkan sebuah alat penting dalam upaya untuk mengakhiri epidemi HIV dengan memberikan pilihan pertama untuk mencegah penyakit, yang tidak melibatkan konsumsi pil setiap hari,” ujar Debra Birnkrant, direktur divisi antivirus di Pusat Evaluasi Obat FDA dan Penelitian, dalam sebuah pernyataan, dilansir NBC News, Rabu (22/12).

Birnkrant mengatakan bahwa suntikan Apretude diberikan setiap dua bulan. Ini akan sangat penting untuk mengatasi epidemi HIV di Amerika Serikat (AS), termasuk dalam membantu individu berisiko tinggi dan kelompok tertentu di mana kepatuhan terhadap pengobatan sehari-hari telah menjadi tantangan besar, serta dinilai tidak menjadi pilihan yang realistis.

Keuntungan yang dibuat dalam penggunaan PrPP selama beberapa tahun terakhir adalah hanya 25 persen dari 1,2 juta orang yang direkomendasikan PrPP yang diresepkan pengobatan tahun lalu.  CDC memperkirakan bahwa pada 2019, ada sekitar 285.000 orang yang menggunakan PrPP, di mana sebagian besar dari pengguna adalah pria gay dan biseksual.

 

Harapan dari adanya Apretude sebagai obat injeksi jangka panjang adalah membuat kepatuhan pengobatan menjadi lebih mudah, serta membantu meningkatkan penggunaan PrPP dan menurunkan tingkat HIV secara nasional di AS.

“Orang yang rentan tertular HIV, terutama mereka yang berada di komunitas Hitam dan Latin yang terkena dampak secara tidak proporsional di AS, mungkin menginginkan pilihan selain pil oral harian,” jelas Deborah Waterhouse, CEO ViiV Healthcare.

Waterhouse mengatakan bahwa Apretude dipelajari di salah satu program uji coba pencegahan HIV yang paling beragam dan komprehensif hingga saat ini. Termasuk juga mencakup sejumlah besar perempuan transgender dan laki-laki kulit hitam penyuka sesama jenis, yang pernah terdaftar dalam uji coba pencegahan HIV.

CDC mencatat bahwa pria gay menyumbang 66 persen dari semua kasus HIV baru di AS pada 2019. Ketika jumlahnya dipecah berdasarkan ras, orang kulit hitam Amerika menyumbang persentase tertinggi, mewakili 42 persen dari semua diagnosis baru di tahun itu.

Pada Juli, Pemerintah AS mengumumkan bahwa hampir semua perusahaan asuransi harus menanggung dua bentuk pil PrPP yang disetujui, Truvada dan Descovy, serta tes laboratorium dan kunjungan klinik yang diperlukan untuk mempertahankan resep tersebut. PrEP, memiliki daftar harga 3.700 dolar AS per dosis dijadwalkan untuk mulai tersedia dan dikirimkan kepada distributor khusus di Negeri Paman Sam pada awal 2022.

 
Berita Terpopuler