Pakistan Serukan Negara Muslim Agar Bantu Afghanistan

Pakistan menyerukan negara-negara Muslim agar membantu Afghanistan.

AP/Petros Giannakouris
Seorang anak berdiri di luar rumahnya di lingkungan tempat banyak pengungsi internal telah tinggal selama bertahun-tahun, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 7 Desember 2021.
Rep: Kiki Sakinah Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan menyerukan negara-negara Muslim agar membantu Afghanistan guna mencegah negara itu dari bencana ekonomi dan kemanusiaan. Sementara itu, Pakistan juga membujuk para penguasa baru Taliban di Afghanistan agar melunakkan citra mereka di luar negeri.

Baca Juga

Sejumlah menteri luar negeri dari 57 anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) melakukan pertemuan di Islamabad, Pakistan, pada Ahad (19/12). Diplomat terkemuka Pakistan mengatakan pada Jumat lalu, bahwa mereka bertemu untuk mengeksplorasi cara-cara untuk membantu Afghanistan di samping mengarahkan realitas politik yang dijalankan Taliban.

Pemerintah baru Taliban telah mendapat sanksi dari masyarakat internasional, yang terguncang dari runtuhnya militer Afghanistan dan pemerintah yang didukung Barat dalam menghadapi pengambilalihan kelompok itu pada pertengahan Agustus lalu.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan, pertemuan OKI itu adalah pertemuan yang bukan merupakan pengakuan resmi terhadao rezim Taliban. Namun dalam pesannya untuk pertemuan hari ini, ia menegaskan seruan untuk membantu Afghanistan.

"Tolong jangan tinggalkan Afghanistan. Silakan berinteraksi. Kami berbicara untuk orang-orang Afghanistan. Kami tidak berbicara tentang kelompok tertentu. Kami berbicara tentang orang-orang Afghanistan," kata Qureshi, dilansir di NBC News, Ahad (19/12).

 

 

Qureshi mengatakan, negara-negara besar termasuk Amerika Serikat, Rusia, China dan Uni Eropa, mengirim perwakilan khusus mereka di Afghanistan ke pertemuan puncak satu hari itu. Menteri Luar Negeri Afghanistan yang ditunjuk Taliban Amir Khan Muttaqi juga akan menghadiri konferensi tersebut.

Afghanistan menghadapi krisis ekonomi dan bencana kemanusiaan setelah pengambilalihan Taliban. Aset negara senilai miliaran dolar di luar negeri, sebagian besar di AS, telah dibekukan dan pendanaan internasional ke negara itu telah dihentikan.

Dunia juga menunggu sebelum mengulurkan pengakuan formal apapun kepada penguasa baru di Kabul, waspada bahwa Taliban dapat memberlakukan rezim yang sama kerasnya seperti ketika mereka berkuasa 20 tahun lalu. Meskipun Taliban sebelumnya telah menjamin sebaliknya.

Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pekan lalu, Muttaqi mengatakan bahwa penguasa baru Afghanistan berkomitmen untuk pendidikan anak perempuan dan kaum perempuan dalam angkatan kerja.

Namun empat bulan setelah kepemimpinan Taliban, anak perempuan tidak diizinkan bersekolah di sekolah menengah di sebagian besar provinsi. Selain itu, meskipun perempuan telah kembali ke pekerjaan mereka di sebagian besar sektor perawatan kesehatan, banyak pegawai negeri perempuan dilarang masuk kerja.

 

 

Namun, keamanan telah meningkat di bawah Taliban, di mana organisasi bantuan dapat melakukan perjalanan ke sebagian besar Afghanistan, termasuk daerah yang selama bertahun-tahun terlarang selama perang. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior kemanusiaan yang berbicara dengan syarat anonim, karena pejabat tersebut tidak berwenang untuk berbicara di depan umum tentang masalah ini.

Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan-badan PBB telah memperingatkan krisis kemanusiaan yang dihadapi Afghanistan dan 38 juta penduduknya. Rumah sakit sangat kekurangan obat-obatan, hingga 95 persen dari semua rumah tangga menghadapi kekurangan makanan. Di samping itu, tingkat kemiskinan melonjak hingga 90 persen dan afghani, mata uang nasional, terjun bebas.

Namun, Pakistan berada di garis depan dalam menyerukan keterlibatan dunia di Afghanistan. Qureshi mengatakan pada Jumat lalu, bahwa dia telah memperingatkan dalam pembicaraan dengan banyak menteri luar negeri, termasuk dengan Menlu AS Antony Blinken di Washington, bahwa kehancuran total di Afghanistan akan merugikan upaya memerangi terorisme dan memicu eksodus besar-besaran dari negara itu.

Akibatnya, pengungsi akan menjadi migran ekonomi, yang berarti mereka tidak ingin tinggal di negara tetangga Pakistan dan Iran, tetapi akan mencoba untuk mencapai Eropa dan Amerika Utara.

Qureshi juga memperingatkan bahwa jika warga Afghanistan dibiarkan tanpa bantuan, kelompok-kelompok militan seperti al-Qaeda dan afiliasi Negara Islam di kawasan akan berkumpul kembali dan berkembang di tengah kekacauan.

 

 

 
Berita Terpopuler