Waspada Omicron, Aturan Covid-19 Diperketat Hingga Lockdown Diperpanjang

Belanda akan perpanjang lockdown demi mencegah lonjakan kasus, Korsel perketat aturan

Pixabay
Virus corona (ilustrasi). Beberapa negara melakukan pembatasan di tengah kekhawatiran lonjakan kasus akibat varian omicron.
Rep: Fergi Nadira/kamran Dikarma Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kasus covid-19 di berbagai negara kembali naik. Korea Selatan (Korsel) kembali melaporkan kenaikan angka kasus tertinggi, Selasa (14/12) waktu setempat. Negara itu melaporkan  7,850 kasus dalam 24 jam. Sedangkan pasien dalam kondisi serius juga mencapai level tertinggi baru yakni 964 pasien Covid-19.

Baca Juga

Lonjakan infeksi Covid-19 ini kebanyakan terjangkit diantara mereka yang sudah divaksinasi. Penghitungan harian melonjak melewati 7000 untuk pertama kalinya sejak pekan lalu. Kondisi ini menempatkan tekanan yang semakin melebar pada kapasitas medis negara tersebut.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDA) mencatat total infeksi selama pandemi meningkat menjadi 536.495, termasuk 128 kasus varian Omicron. Sementara 4.456 orang meninggal karena virus corona selama pandemi.

Pada Rabu (15/12), Perdana Menteri Korsel Kim Boo-kyum memperingatkan bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menerapkan kembali pembatasan jarak sosial yang ketat, termasuk larangan pertemuan dan jam malam untuk makan di tempat makan. Pengumuman resmi bakal dirilis pada Jumat pekan ini.

"Kami melihat situasi saat ini dengan sangat serius, dan berusaha menerapkan langkah-langkah jarak sosial yang lebih kuat," kata Kim.

Korsel telah memvaksinasi lebih dari 94 persen orang dewasanya sejauh ini. Negara tersebut juga tengah mempercepat kampanye suntikan booster atau dosis ketiga dengan memperpendek interval untuk segala usia.

Namun jumlah kasus baru telah meningkat sejak pihak berwenang melonggarkan aturan jarak pada bulan lalu sebagai bagian dari kebijakan 'hidup dengan COVID-19'. Data KDCA menunjukkan, jumlah kematian harian juga mencapai level tertinggi di 94 pada Senin (13/12), dibandingkan dengan sekitar 10 pada awal November.

 

Sementara itu, pemerintah Belanda memperpanjang penerapan karantina wilayah (lockdown) hingga 14 Januari tahun depan. Langkah itu diambil di tengah kekhawatiran penyebaran Covid-19 varian Omicron.

 “Itu (perpanjangan lockdown) tentu bukan kabar baik yang Anda harapkan pada waktu Natal. Jadi ya, kejutan yang mengecewakan, tapi mungkin tidak terlalu besar,” kata Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional pada Selasa (14/12).

Rutte mengungkapkan pemerintah perlu waspada terhadap Omicron. Itu menjadi alasan mengapa lockdown diperpanjang. “Kita masih belum tahu banyak tentang varian ini. Tapi varian baru ini menyebar jauh lebih cepat daripada varian Delta saat ini,” ucapnya.

Selain lockdown, Rutte juga memutuskan memperpanjang liburan sekolah dari dua menjadi tiga pekan, terhitung mulai 20 Desember. Anak-anak mencatatkan kenaikan infeksi paling tajam dalam lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini di Belanda.

Lonjakan itu mengalami penurunan setelah Belanda menerapkan lockdown bulan lalu. Sejak 28 November, bar, restoran, dan tempat pertemuan publik lainnya tutup pada pukul 17:00. Hal itu bakal berlanjut selama musim liburan.

Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge mengatakan, kampanye vaksinasi booster akan dipercepat. Setiap warga dewasa bisa memperolehnya pada paruh kedua Januari tahun depan. Sejauh ini Belanda sudah mencatatkan 2,89 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 20.140 jiwa.

 
Berita Terpopuler