Wow, Satelit Parker Solar Probe Berhasil Menyentuh Matahari 

Parker Solar Probe adalah objek buatan manusia yang paling dekat dengan matahari.

Dailymail
Matahari. ILustrasi
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Setelah menghabiskan 990 hari melaju cepat di tata surya dan mengelilingi Venus dan matahari, satelit Parker Solar Probe NASA telah mencapai tujuan utama misinya. Satelit ini berhasil 'menyentuh' matahari. 

Baca Juga

Sebuah instrumen di atas roket riset, yang diluncurkan pada 12 Agustus 2018, memberi tahu para ilmuwan di Bumi bahwa pesawat ruang angkasa telah melewati ambang batas kritis. Saat ini, satelit itu sekarang berada di dalam korona matahari, di mana suhu dapat mencapai hingga tiga juta derajat Fahrenheit atau 1,6 juta derajat Celcius. 

Pengumuman itu dibuat pada pertemuan tahunan American Geophysical Union di New Orleans pada Selasa (14/12). Dilansir dari CNET, Rabu (15/12), 

Michael Stevens, astronom di Center for Astrophysics (CfA), Harvard da Smithsonian, menjelaskan bahwa roket riset harus melintasi titik Alfven, lapisan kabur di mana medan magnet matahari menahan plasma bintang dan angin kencang. Sebuah instrumen pada Parker, yang dikembangkan oleh CfA, menetapkan bahwa Parker telah melewati titik tersebut tiga kali pada 28 April-memasuki korona dan menyorot matahari. 

Parker adalah roket riset yang luar biasa. Ini adalah laboratorium tercepat yang pernah dibangun, menggunakan gravitasi untuk mengayun di sekitar  Venus dan matahari, dan mengumpulkan kecepatan melintasi orbitnya.

Parker Solar Probe juga merupakan objek buatan manusia yang paling dekat dengan matahari. Pendekatan terdekatnya baru-baru ini, pada November- menempatkannya dalam jarak 5,3 juta mil dari matahari. Sebagai referensi, Merkurius berada di sekitar enam kali lebih jauh, pada 36 juta mil. 

Awal tahun ini, para ilmuwan yang bekerja dengan Parker melaporkan bahwa pesawat itu mengalami “ledakan plasma” setelah dibombardir oleh debu luar angkasa. Parker memiliki pelindung panas tercanggih yang mencegahnya dari panas berlebih, meskipun instrumen CfA yang dianggap Parker telah menyentuh matahari terkena elemen tersebut. 

 

 

Misi tahunan

Parker Solar Probe lepas landas dari stasiun angkatan udara Cape Canaveral pada Ahad (12/8) tahun 2018. Misi yang menelan biaya 1,5 miliar dolar AS ini akan semakin memperkaya  pemahaman manusia terhadap matahari. Parker akan menjadi satelit pertama yang menembus korona, lapisan terluar dari atmosfer matahari.

Parker akan menerobos suhu yang sangat panas dan radiasi dalam perjalanannya sepanjang 3,8 juta mil menuju permukaan matahari. Satelit yang namanya diambil dari peneliti matahari Eugene Parker tersebut harus bisa bertahan pada temperatur tinggi.

Oleh karena itu, satelit dilindungi dengan pelindung spesial setebal 4,5 inci berbahan karbon komposit. Dengan demikian, bagian dalam satelit tetap terjaga dalam suhu ruang untuk menunjang pengoperasian.

Venus berperan penting dalam keberhasilan penyelidikan. Pesawat ruang angkasa menggunakan gravitasi Venus saat berputar mengelilingi planet, yang disebut bantuan gravitasi, untuk membantu membengkokkan orbit probe dan membawanya semakin dekat ke matahari.

Meskipun tekanan matahari merupakan tonggak penting bagi Parker, masih banyak yang harus dipelajari tentang matahari. Parker akan terus berayun karena matahari, mengumpulkan data dari dalam korona tentang angin matahari dan plasma, mengungkap beberapa misteri bintang besar tata surya. 

 

Pada tahun 2023, ia akan semakin dekat dengan bintangnya, hanya dalam jarak 4,9 juta mil. Selama Parker Solar Probe bertahan dari ledakan plasma itu, pendekatan terdekatnya akan terjadi tiga tahun dari sekarang ketika ia datang dalam jarak 4,3 juta mil. 

 
Berita Terpopuler