Pesan Dakwah Nabi Shaleh: Jangan Menguji Kebesaran Allah

Nabi Shaleh memerintahkan umatnya untuk berpaling dari perilaku buruk.

MgIt03
Pesan Dakwah Nabi Shaleh: Jangan Menguji Kebesaran Allah
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran memberitahu umat manusia tentang beberapa Nabi yang tidak disebutkan dalam kitab-kitab terdahulu. Salah satunya adalah mengenai kisah Nabi Shaleh.

Baca Juga

Kisah serta pesan dakwah yang dibawakan Nabi Shaleh sangat menarik sebab Alquran menyebutnya berkali-kali. Dilansir di About Islam, Nabi Shaleh tinggal di wilayah Al-Hajr yang terletak di sepanjang jalur perdagangan dari Arab Selatan ke Suriah.

Kota Madain Shaleh terletak beberapa ratus kilometer di utara Madinah, yang kini di era modern berada di bawah terotori kekuasaan Kerajaan Arab Saudi modern. Hunian yang terbuat dari batu di mana orang-orang tinggal masih terlihat di sana sampai hari ini.

Nabi Shaleh pada masanya diutus Allah untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang Tsamud. Menurut Alquran, orang-orang ini mengolah tanah subur yang sangat kaya, dan mereka menjadi sangat sia-sia karena kekayaan mereka. Mereka juga menyembah banyak dewa, menindas orang miskin di tengah-tengah mereka dan menjalani kehidupan yang jauh dari jenis kehidupan yang Allah kehendaki untuk mereka jalani.

Kaum Tsamud dan unta

Pesan yang dibawa Nabi Shaleh sangat sederhana. Beliau memerintahkan umatnya untuk berpaling dari perilaku buruk dan sebaliknya, berbalik kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT yang memberi mereka semua hal baik yang mereka nikmati.

 

 

Pesan yang sederhana itu justru disikapi oleh kaum Tsamud dengan sangat keras kepala. Mereka menolak pesan yang dibawakan Nabi Shaleh dan menentangnya.

Namun, cara Allah menegur kaum Tsamud terkadang di luar pemahaman umat manusia. Cara Allah memilih untuk berbicara kepada orang-orang Tsamud adalah melalui kisah seekor unta.

Dalam Alquran, Allah SWT mengabadikan kisah Nabi Shaleh dalam Surah Al-A’raf ayat 73, yang artinya, “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Dia berkata, ‘Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu menngganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih,”.

Kisah seperti yang diceritakan dalam Alquran ini lantaran perilaku kaum Tsamud yang sangat angkuh mereka menolak kenabian Nabi Shaleh. Mereka meminta bukti kepada Nabi Shaleh atas kenabian tersebut, bukti dia merupakan utusan Tuhan.

Mereka bertanya kepadanya, pada kenyataannya, bukan hanya untuk tanda apa pun, tetapi sesuatu yang sangat spesifik. Kaum Tsamud menunjuk ke sebuah batu besar yang berdiri sendiri, dan mengusulkan kepadanya bahwa dia meminta Tuhannya untuk membuat unta betina dari itu.

Madain Saleh - (Alarabiya)

 

Meski demikian, Nabi Shaleh menyetujui hal tersebut dengan syarat apabila keinginan mereka tercapai mereka akan percaya kepada Allah SWT dan mengeluarkan unta betina itu dari batu. Nabi Shaleh kemudian dengan khusyuk berdoa kepada Allah untuk menjawab permintaan mereka.

Batu besar itu pun bergerak dan terbelah, dan dari situ muncul lah seekor unta betina yang luar biasa, yang sedang hamil dan akan segera melahirkan. Allah memberikan orang-orang Tsamud keajaiban ini untuk menguji mereka, untuk melihat apakah mereka akan mematuhi perintah-Nya.

Nabi Shaleh mengatakan kepada kaum Tsamud bahwa unta itu tinggal di antara orang-orang Tsamud dan segera melahirkan seekor anak sapi. Beberapa orang menerima untuk percaya kepada Allah karena apa yang telah mereka lihat dan karena apa yang telah mereka janjikan.

Namun, yang lain tidak, dan mereka mulai membenci unta karena itu mengingatkan mereka pada Nabi Shaleh dan janji yang telah mereka buat kepadanya. Dalih itu pun digunakan untuk merumput di antara kawanan mereka dan minum dari air mereka.

Pesan dakwah Nabi Shaleh

Pesan dakwah Nabi Shaleh adalah hal penting yang perlu diketahui umat manusia. Oleh karena itu kisahnya diabadikan di Alquran agar jangan sampai generasi setelah kaum tersebut mengulangi tindakan yang dilakukan kaum Tsamud.

Dari kisah itu, terdapat hikmah yang dapat dipetik oleh umat manusia. Bahwa manusia sebagai makhluk Allah tidak boleh menguji apalagi menantang kebesaran Allah SWT. Apalagi sampai meminta tanda dan bukti dari-Nya, sebab seluruh ciptaan Allah merupakan sebagian kecil dari tanda-tanda Kebesaran dan kebaikan Allah yang dinampakkan di dunia.

 
Berita Terpopuler