Garuda Siap Angkut Jamaah umroh

Direktur Utama Garuda mengatakan selalu siap melayani penerbangan ke Tanah Suci.

AMPELSA/ANTARA FOTO
Garuda Siap Angkut Jamaah umroh. Pesawat Garuda Indonesia memasuki area apron saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar.
Rep: Dea Alvi Soraya/Ratna Ajeng Tejomukti Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (GIAA) menyambut baik pengumuman Kementerian Agama (Kemenag) untuk memberangkatkan kembali jamaah umroh ke Arab Saudi. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan Garuda Indonesia selalu siap melayani penerbangan ke Tanah Suci. 

Baca Juga

“Kami selalu siap kok, hanya perlu menunggu finalisasi teknis,” ujar Irfan kepada Republika.co.id, Senin (13/12). 

Pengumuman ini merupakan angin segar bagi maskapai nasional yang beberapa waktu belakangan diterpa isu pailit ini. Pembukaan kembali perjalanan umroh akan meningkatkan pertumbuhan pergerakan maskapai pelat merah, khususnya Garuda Indonesia yang pada 2020 melorot tajam hingga 73 persen secara year on year. 

“Tentu ini menjadi angin segar bagi kami, dan kami sudah mempersiapkan diri, selalu,” ujarnya. 

Dia mengatakan kini tengah melakukan penyesuaian armada sesuai dengan kebutuhan, serta kesiapan operasional lainnya untuk memastikan jamaah Indonesia dapat merasa lebih aman dan nyaman dalam perjalanan menuju tanah suci. Adapun persiapan yang saat ini terus dilakukan adalah komunikasi dan diskusi intensif dengan para asosiasi penyelenggara perjalanan umroh membahas berbagai aspek penunjang kesiapan layanan penerbangan umroh

Sebuah foto yang dirilis oleh Kementerian Media Saudi menunjukkan proses penggantian kain kiswah Kabah yang baru di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (30/7). - (EPA-EFE/SAUDI MINISTRY OF MEDIA )

 

“Hanya perlu tunggu finalisasi, diskusi terus kami lakukan dengan para travel umroh terkait jumlah maskapai yang diperlukan hingga proses karantina 10 hari ketika kembali ke tanah air. Kami juga selalu memastikan kesiapan secara menyeluruh karena kami memahami antusiasme calon jamaah yang telah menantikan keberangkatan ke tanah suci setelah dua tahun terakhir ditutup karena pandemi,” kata Irfan. 

Dia memastikan jamaah bisa kembali merasakan layanan terbaik dalam perjalanan menuju tanah suci hingga kembali ke tanah air. Pemberangkatan pertama pada 23 Desember menjadi pembuktian bahwa Indonesia mampu memberangkatkan jamaah umrah yang benar-benar sehat, tertib, dan tidak ada masalah atau kasus seperti yang pernah terjadi. Indonesia sebelumnya sempat memberangkatkan jamaah umroh di masa pandemi. Namun, Saudi akirnya melarang masuknya jamaah umroh dari Indonesia karena sejumlah persoalan. 

Saat ini, daftar jamaah umrah sudah dikirimkan ke Kemenag. Kendati demikian, masih ada kendala mengenai pembukaan proses visa dan pemesanan maskapai penerbangan. Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Nur Arifin optimistis permasalahan itu bisa terselesaikan sebelum masa keberangkatan. 

Kemenag terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait agar visa umroh bisa segera dibuka. Hal itu antara lain dengan memfinalkan integrasi Siskopatuh dengan aplikasi PeduliLindungi dan Tawakkalna. Kemenag juga berkoordinasi dengan pengelola platform provider visa Saudi. 

Pemberangkatan umroh pada 23 Desember akan menggunakan sistem satu pintu. Jamaah berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Selama 1x24 jam sebelum berangkat, jamaah harus tinggal di Asrama Haji Pondok Gede untuk skrining kesehatan, seperti cek kesehatan, cek sertifikat vaksin, dan PCR.

Infografis tempat ihram haji dan umroh - (Republika)

 

"Ada standardisasi skrining kesehatan oleh Kemenkes. Tentu juga berkoordinasi dengan Kemenkes Arab Saudi, misalnya rumah sakit yang memiliki kewenangan melakukan PCR adalah rumah sakit yang mendapat rekomendasi dari Arab Saudi," katanya. 

Arifin mengungkapkan, salah satu hal yang masih menjadi keluhan asosiasi adalah mengenai peraturan karantina 10 hari bagi jamaah umrah setibanya di Indonesia. Apalagi, seluruh biaya karantina menjadi beban jamaah. Berbagai hal tersebut membuat banyak calon jamaah umrah mengundurkan diri. 

"Ini sangat memberatkan jamaah. Karena jamaah harus karantina 14 hari, yaitu sehari sebelum berangkat, tiga hari setiba di Saudi, dan 10 hari setiba di Indonesia," ujar dia.

Kemenag mengumumkan Indonesia akan memberangkatkan jamaah umroh pertama, setelah dihentikan sementara selama pandemi, pada 23 Desember mendatang. Nur Arifin mengatakan akan ada sekitar 240 jamaah yang akan diberangkatkan. Mereka merupakan para pengurus Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang disiapkan untuk melakukan observasi dan mempelajari segala ketentuan teknis umroh.

Kemenag terus melakukan kordinasi dengan berbagai pihak terkait agar visa umroh bisa segera dibuka, antara lain dengan memfinalkan integrasi Siskopatuh dengan Peduli Lindungi dan dengan aplikasi dari Arab Saudi Tawakalna. Mereka juga berkoordinasi dengan platform provider visa Saudi. Tak hanya itu proses koordinasi dengan maskapai penerbangan terus dilakukan.

"Saudi Airlines mengatakan bisa menerbangkan pesawat yang penumpangnya hanya jamaah umroh dua pekan setelah pemesanan. Sementara kita bisa pesan pesawat harus setelah proses pemvisaan selesai,"ujar dia. 

Saat ini, Kemenag sedang melobi maskapai penerbangan langsung Jakarta-Saudi agar bisa lebih cepat memberikan layanan kurang dari dua pekan. Selain Saudi, saat ini Kemenag juga sedang mengubungi Garuda Airlines. Untuk menjaga protokol kesehatan  dan aturan yang berlaku, jumlah jamaah umroh yang berangkat disesuaikan dengan kapasitas pesawat sebanyak 80 persen atau sekitar 300 penumpang.

 
Berita Terpopuler