Puluhan Staf Muslim Desak Tangani Islamofobia di Kongres AS

Puluhan anggota staf kongres Muslim menyerukan tindakan terhadap Islamofobia

AP/Morry Gash
Dalam foto 20 April 2021 ini, Ilhan Omar, berbicara di Brooklyn Center selama konferensi pers di lokasi penembakan fatal Daunte Wright oleh seorang petugas polisi selama lalu lintas berhenti. Puluhan anggota staf kongres Muslim menyerukan tindakan terhadap Islamofobia. Ilustrasi.
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Puluhan anggota staf kongres Muslim menyerukan para pemimpin House of Representatives untuk mengambil tindakan terhadap Islamofobia. Desakan ini menyusul serangkaian serangan anti-Muslim terhadap anggota parlemen Ilhan Omar.

"Menyaksikan pelecehan yang tidak terkendali terhadap salah satu dari hanya tiga anggota Kongres Muslim dan satu-satunya anggota Muslim yang terlihat, kami merasa tempat kerja kami tidak aman atau disambut baik," bunyi surat yang juga ditandatangani oleh 378 staf sekutu.

Dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan pada Rabu (8/12), 62 staf Muslim menyoroti komentar Islamofobia perwakilan AS Lauren Boebert baru-baru ini terhadap Omar. Komentar itu telah menciptakan perasaan cemas dan takut di Capitol Hill.

"Kita sekarang harus bekerja setiap hari mengetahui bahwa anggota dan staf yang sama yang mengabadikan kiasan Islamofobia dan menyindir bahwa kita adalah teroris, juga berjalan melewati kita di aula Kongres," demikian bunyi surat bersama itu.

Surat bersama ini membela Omar dan meminta pimpinan House untuk menolak retorika penghasut yang membahayakan kesejahteraan fisik, mental, dan emosional staf Muslim di Kongres. "Kami tahu secara langsung bahwa tanpa konsekuensi, jenis perilaku berbahaya ini menormalkan kebencian terhadap seluruh komunitas agama yang telah menghadapi dekade retorika yang menghina, kejahatan rasial, pengawasan, ketidakpercayaan, diskriminasi, demonisasi, dan kekerasan," ujarnya.

Surat itu datang tak lama setelah sebuah video muncul di Facebook dengan menampilkan Boebert menyamakan Omar dengan teroris pembawa bom. Dalam video itu, dia tertawa dan berkata "Saya melihat ke kiri saya dan itu dia, Ilhan Omar. Dan saya berkata, 'Dia tidak membawa ransel. Kita seharusnya baik-baik saja,'" katanya.
 
Omar membantah peristiwa semacam itu terjadi. Boebert kemudian meminta maaf di Twitter.

Baca Juga

"Saya meminta maaf kepada siapa pun di komunitas Muslim yang tersinggung dengan komentar saya tentang Omar. Saya telah menghubungi kantornya untuk berbicara dengannya secara langsung. Ada banyak perbedaan kebijakan untuk difokuskan tanpa gangguan yang tidak perlu ini," ujarnya.

Namun, menurut laporan media, panggilan telepon antara dua anggota parlemen berikutnya tidak berjalan dengan baik. Omar menutup telepon ketika Boebert menolak permintaannya untuk melakukan permintaan maaf publik.

"Saya percaya untuk terlibat dengan orang-orang yang tidak kita setujui dengan hormat, tetapi tidak ketika ketidaksepakatan itu berakar pada kefanatikan dan kebencian," ujar Omar dikutip dari Middle East Eye, Jumat (10/12).

Boebert membalas dalam sebuah video Instagram dengan menyatakan menolak permintaan maaf dan menutup telepon pada seseorang adalah bagian dari budaya pembatalan 101 dan pilar Partai Demokrat.

Omar, bersama dengan anggota Kongres Rashida Tlaib, adalah salah satu dari dua perempuan Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres AS. Sejak memasuki House, dia dan Tlaib telah menghadapi serangan Islamofobia dari media sayap kanan dan politisi Republik, termasuk mantan presiden Donald Trump.

Pernyataan kritis anggota parlemen itu tentang Israel dan juga kebijakan luar negeri AS telah menjadi bahan kemarahan baik dari Partai Republik maupun Demokrat. Awal tahun ini, Omar telah menyerukan pertanggungjawaban bagi para korban dugaan kejahatan perang di Afghanistan dan wilayah Palestina yang diduduki. Sebagai tanggapan, 12 legislator Demokrat merilis pernyataan yang mengutuk Omar.

 
Berita Terpopuler