Belum Divaksinasi, Warga Italia Dilarang Akses Ruang Publik

Cegah omicron, warga Italia yang belum divaksinasi tak boleh ke restoran-bioskop.

EPA-EFE/MASSIMO PERCOSSI
Pusat vaksinasi Covid-19 yang didirikan oleh Perusahaan Kesehatan Lokal Roma 1 di Auditorium - Taman Musik, di Roma, Italia, 15 Februari 2021. Italia melarang orang yang belum divaksinasi untuk mengakses tempat publik.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pemerintah melarang warga Italia yang belum divaksinasi mengakses ruang publik untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 di tengah beredarnya varian omicron. Mereka yang belum menerima vaksinasi tidak boleh masuk ke restoran dalam ruangan (indoor), bioskop, dan museum.

Aturan tersebut mula berlaku pada Senin (6/12) hingga 15 Januari. Selama rentang waktu tersebut polisi Italia akan memeriksa kartu hijau di tempat-tempat publik. Kartu ini menyatakan bahwa mereka telah divaksinasi atau baru saja pulih dari virus.
 
Selain itu, orang-orang juga harus memiliki kartu hijau atau kartu kesehatan untuk mengakses transportasi umum lokal dan menginap di hotel. Di Milan, petugas akan memeriksa kartu kesehatan sebelum penumpang diizinkan naik kereta bawah tanah atau bus.
 
"Oleh karena itu, Anda dapat menjaga penyebaran virus dengan langkah-langkah yang berkelanjutan, dan dengan penggunaan kartu kesehatan yang tepat. Kemudian taruhan besarnya adalah pada vaksinasi," ujar Direktur Pencegahan Kementerian Kesehatan Italia, Gianni Rezza.
 
Jumlah infeksi baru Covid-19 di Italia telah meningkat secara bertahap selama enam pekan terakhir, sebelum kekhawatiran muncul tentang varian omicron. Tingkat vaksinasi Italia lebih tinggi daripada negara tetangganya.

 

 

 

Sebanyak 85 persen populasi yang memenuhi syarat atau berusia 12 tahun ke atas telah divaksinasi. Tetapi orang-orang berusia 30-an, 40-an dan 50-an terbukti paling enggan untuk divaksinasi.
 
Hampir 3,5 juta orang belum menerima vaksin dosis pertama mereka.
Kepala Institut Kesehatan Nasional Italia, Silvio Brusaferro, mengatakan, mereka adalah kelompok usia yang sama, yang sekarang paling parah terinfeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2), virus penyebab Covid-19.
 
Pejabat kesehatan masyarakat mengatakan, kampanye vaksinasi harus dibarengi dengan perilaku publik dalam menjaga protokol kesehatan. Hal ini adalah kunci untuk mengurangi tingkat infeksi, karena pada musim dingin biasanya orang-orang lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan.

Gambar omicron

Pakar dari Bambino Gesu Research Group dan State University of Milan asal Italia merilis gambar tampilan varian yang diduga pertama kali muncul di Afrika Selatan tersebut. Gambar itu dirilis dalam makalah berjudul "Gambar Pertama Omicron dari Kelompok Penelitian Bambino Gesu" yang diterbitkan di Ansa.com.

Dikutip dari Times Now News, Senin (29/11), gambar tersebut dihasilkan dari studi tentang sekuensing genom terhadap varian baru yang tersedia untuk komunitas ilmiah, di mana sebagian besar berasal dari Botswana, Afrika Selatan, dan Hong Kong.

Gambar pertama varian omicron dirilis oleh pakar dari ANSA, Italia. Peneliti membandingkan mutasi yang terjadi pada spike protein omicron dibandingkan dengan varian delta. - (ANSA)

Gambar yang diklaim sebagai pertama di dunia untuk varian omicron itu dibuat di area penelitian Multimodal Medicine of the Child Jesus dan dikoordinasikan oleh Prof Carlo Federico Perno. Penelitian berada di bawah pengawasan langsung Prof Claudia Alteri bekerja sama dengan tim dari State University of Milan, yaitu Valentino Costabile, Rossana Scutari, dan Luna Colagrossi.

Baca Juga

Dari gambar itu terlihat bahwa omicron punya struktur berbeda dengan varian lain. Pada omicron, sebagian besar mutasi telah ditemukan terjadi di area yang berinteraksi dengan sel manusia.

Peneliti merilis dua gambar. Gambar sebelah kanan menunjukkan mutasi struktur protein lonjakan (spike protein) pada varian omicron, sedangkan di bagian kiri adalah varian delta. Gambar juga memperlihatkan perbandingan perbedaan pada bagian lonjakan protein pada SARS CoV-2 varian delta dengan omicron.

Dalam situs ANSA, peneliti memperlihatkan bahwa omicron tampak memiliki lebih banyak mutasi delta atau sudah sangat bervariasi. Mutasi terkonsentrasi di area yang berinteraksi dengan sel manusia.

Titik merah menunjukkan daerah dengan variabilitas sangat tinggi, jingga dengan variabilitas tinggi, kuning dengan variabilitas sedang, hijau dengan variabilitas rendah, dan biru dengan variabilitas rendah. Area abu-abu adalah yang tidak bervariasi.

Ini tidak secara otomatis berarti bahwa varian tersebut menjadi lebih berbahaya. Hanya, virus telah beradaptasi lebih jauh dengan spesies manusia dengan menghasilkan varian lain.

"Studi lebih lanjut akan memberi tahu kami apakah adaptasi ini netral, kurang berbahaya, atau lebih berbahaya", kata para peneliti.

Kasus Afrika Selatan

Sementara itu, Afrika Selatan sedang mempersiapkan rumah sakit untuk mengantisipasi banjir pasien saat varian omicron menyebabkan gelombang keempat pandemi Covid-19 di negara tersebut. Omicron pertama kali muncul di Afrika Selatan pada November lalu dan memicu global alarm lantaran negara-negara khawatir dengan lonjakan kasus baru Covid-19.

Presiden Cyril Ramaphosa menyebutkan bahwa omicron tampaknya mendominasi kasus baru di sebagian besar dari sembilan provinsi di negara tersebut. Ramaphosa juga meminta warga agar disuntik vaksin Covid-19.

"Afrika Selatan kini memiliki persediaan vaksin yang cukup, ... vaksinasi penting bagi pemulihan ekonomi kita sebab semakin banyak orang yang disuntik vaksin maka semakin banyak pula aktivitas ekonomi yang akan dilakukan," katanya, dikutip surat kabar mingguan.

Menurut Ramaphosa, Pemerintah akan segera memanggil Dewan Komando Covid-19 Nasional untuk meninjau perkembangan pandemi dan memutuskan langkah selanjutnya yang diperlukan untuk melindungi warga. Para ilmuwan di Afrika Selatan dan di negara lainnya kini sedang berlomba untuk menentukan apakah omicron lebih menular, menyebabkan penyakit menjadi parah, dan lebih resisten terhadap vaksin saat ini.

 
Berita Terpopuler