Tiga Tipuan Iblis Terhadap Penguasa

Iblis senantiasa melancarkan tipu dayanya terhadap manusia, termasuk penguasa.

pxhere
Kisah Iblis tipu daya penguasa(Ilustrasi)
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Iblis senantiasa melancarkan tipu dayanya terhadap manusia, termasuk kepada para pemimpin dan penguasa. 

Baca Juga

Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Ibnul Jauzi berkata, Iblis melancarkan talbisnya kepada pemimpin dan penguasa melalui berbagai sisi. Berikut tiga dari beberapa tipuan yang digencarkan iblis:

Pertama: Iblis memperlihatkan kepada mereka bahwasanya Allah mencintai mereka. Karena jika tidak, maka tentu Dia tidak menjadikan mereka sebagai penguasa, dan tidak pula menjadikan mereka sebagai wakil-Nya di dalam mengatur hamba-hamba-Nya. 

Menyingkap talbis ini adalah dengan menasihatkan, Jika memang mereka adalah wakil Allah dalam mengatur hamba-hamba-Nya, maka hendaknya mereka menjadikan syariat-Nya sebagai sumber hukum, dan hendaknya mereka berbuat sesuatu yang dapat mendatangkan keridhaan-Nya. Dengan demikian, Allah pasti akan mencintai mereka lantaran mereka mentaati-Nya. 

Adapun ihwal kerajaan dan kekuasaan, Allah pernah memberikan keduanya kepada orang-orang yang dimurkai. Allah Azza wa Jalla pun telah melapangkan dunia ini bagi mereka yang tidak dipedulikan oleh-Nya. Bahkan, Allah juga pernah memberikan kekuasaan bagi sekelompok orang terhadap wali-wali-Nya serta atas orang-orang shalih, sehingga para penguasa itu menindas dan membunuh mereka. Dengan demikian, kekuasaan yang Allah berikan pada mereka tidak lain untuk keburukan mereka, bukan untuk kebaikan mereka. 

Yang demikian termasuk dalam firman Allah: 

...اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا...

"... Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka, hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka ...." (QS. Ali Imran ayat 178) 

 

 

Kedua: Iblis berbisik kepada mereka: "Kekuasaan itu butuh akan wibawa." Maka mereka menyombongkan diri agar ditakuti, dengan tidak mau mencari ilmu serta tak bersedia juga bergaul dengan ulama, sehingga mereka mengamalkan pendapat pribadi, sampai akhirnya mereka merusak Agama. 

Sudah diketahui bahwasanya watak manusia itu akan mencontoh sifat teman pergaulannya. Oleh karena itu, jika para penguasa bergaul dengan orang-orang bodoh yang hanya mementingkan dunia, maka tabiat mereka pun akan meniru sifat orang-orang bodoh itu, di samping karakter yang sudah ada dalam dirinya sendiri. Dia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat mencegah atau menghalangi dirinya, dan itulah sebab kebinasaan. 

Ketiga: Iblis telah membuat mereka takut kepada musuh, dan Iblis juga memerintahkan mereka untuk memperketat penjagaan. Mereka adalah penguasa yang menghalangi masyarakat yang hendak mengadukan kezaliman dan menuntut keadilan. Namun disebabkan ketatnya penjagaan, orang-orang yang teraniaya yang berada di bawah kekuasaannya tidak dapat menemui dan mengadu ke mereka. 

Abu Maryam al-Asadi meriwayatkan dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: 

"Barangsiapa yang Allah serahi sebagian dari urusan kaum muslimin, lalu dia menutup diri dari mereka dengan tidak menunaikan hajat, kebutuhan, serta kemiskinan mereka, maka Allah akan menutup diriNya dari hajat, kebutuhan, serta kemiskinannya." (HR Abu Dawud, al-Hakim, ad-Dulabi, ath-Thabrani, dan Musnad Syamiyyin).

 
Berita Terpopuler