Dizhalimi, Bolehkah Membalas?

Apakah Boleh Membalas Jika Dizhalimi?

republika
dzalim. (ilustrasi)
Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  Dalam buku Fikih Akhlak karya Syekh Musthafa al Adawy menjelaskan anjuran Rasulullah untuk membalas perbuatan zhalim namun tidak boleh diluar batas. 

Baca Juga

Seseorang harus mengetahui secara tepat, kapan harus memaafkan dan kapan harus menuntut, kapan harus mewajarkan dan kapan harus membela diri. Dan jangan lupa memohon pertolongan dari Allah dalam segala kondisi. Kita boleh membela diri sesuai kadar kezaliman yang kita terima.

Dari Abu Hurairah r.a.,

الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ

Nabi bersabda, "Dua orang yang saling memaki, dosanya akan kembali kepada orang yang memulai, selama yang dizalini tidak berlebihan dalam membela diri." (HR. Muslim).

Seringkali orang yang dizalimi tidak mampu mengukur kadar kezaliman yang dia alami. Oleh karena itu, tidak jarang dia kehilangan kendali dalam membela diri, sehingga menjadi berlebihan dalam membalas penindasan yang ia terima.

Dengan demikian dia akan terjebak dalam dosa. Di sini manfaat memaafkan menjadi tampak begitu jelas. Apalagi orang yang memaafkan tidak akan berdosa sama sekali, bahkan mendapatkan pahala karenanya.

 

 

Allah pun mengingatkan hal tersebut dalam tiga ayat Alquran, diantaranya,

Pertama dalam surat Asy Syura ayat 40,

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.

 

Kedua, dalam surat Al hajj ayat 60 

ذَٰلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ

 Demikianlah dan barang siapa membalas seimbang dengan (kezaliman) penganiayaan yang pernah dia derita kemudian dia dizalimi (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

 

Ketiga, dalam surat Al Isra ayat 33, 

 وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ ۖ إِنَّهُ كَانَ مَنْصُورًا

Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan.n Ratna Ajeng Tejomukti

 
Berita Terpopuler