Mendag: Ekspor Oktober Didorong Supercycle Komoditas

Nilai ekspor nasional sepanjang bulan Oktober 2021 tembus 22,03 miliar dolar AS.

Prayogi/Republika
Suasana aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (16/11). BPS mencatat ekspor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai US$ 22,03 miliar, naik 53,35% secara year on year (yoy) dan 6,89% dibandingkan bulan sebelumnya. Realisasi ini juga membawa ekspor Indonesia kembali menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah.Prayogi/Republika
Rep: Dedy Darmawan Nasution/Iit Septyaningsih Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, Dedy Darmawan Nasution, Iit Septyaningsih

Baca Juga

 

JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengatakan, peningkatan ekspor yang dicatat sepanjang Oktober 2021 didorong oleh supercycle komoditas dunia. Yakni adanya fluktuasi harga yang cenderung meningkat sehingga berdampak pada peningkatan nilai ekspor.

“Peningkatan kinerja ekspor produk tersebut didorong oleh komoditas supercycle yang membuat harga komoditas ekspor utama Indonesia mencapai level tinggi," kata Lutfi dalam keterangannya, Kamis (18/11).

Nilai ekspor nasional sepanjang bulan Oktober 2021 tembus 22,03 miliar dolar AS. Capaian tersebut merupakan nilai tertinggi sepanjang sejarah.

Nilai ekspor pada Oktober lalu mengalami kenaikan 6,89 persen dari posisi September 2021 (month to month/mtm). Selain itu juga meningkat signifikan dibanding Oktober 2020 (year on year/yoy) sebesar 53,35 persen.

Adapun nilai ekspor migas pada Oktober mencapai 1,03 miliar dolar AS sementara ekspor nonmigas sebesar 21 miliar dolar AS.

Sementara itu, Lutfi menambahkan, ekspor produk manufaktur Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang ekspansif pada Oktober lalu sejalan dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah.

"Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia menempati posisi tertinggi dengan nilai 57,2 poin dibanding dengan negara ASEAN lainnya,” jelas Lutfi.

Pada Oktober 2021, kontributor ekspor nonmigas terbesar Indonesia masih berasal dari China dengan nilai 5,93 miliar dolar AS. Kenaikan ini diikuti AS senilai 2,34 miliar dolar AS, dan Jepang senilai 1,41 miliar dolar AS.

Pertumbuhan ekspor nonmigas Oktober 2021 secara signifikan terjadi di beberapa negara. Negara tersebut di antaranya Mesir naik 97,14 persen; Arab Saudi naik 40,90 persen, Belgia 34,98 persen, China 30,45 persen, dan Perancis 29,52 persen.

Secara kumulatif, kinerja ekspor Januari-Oktober 2021 tercatat sebesar 186,32 miliar dolar AS atau naik 41,80 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini dipengaruhi ekspor nonmigas yang naik menjadi 176,47 miliar dolar AS atau 41,26 persen, diikuti ekspor migas yang naik menjadi 9,85 miliar dolar AS atau 52,23 persen.

Pada periode tersebut, beberapa produk utama Indonesia yang mengalami peningkatan ekspor. Produk tersebut antara lain bijih, terak, dan abu logam (HS 26) sebesar 136,01 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, timah dan barang daripadanya (HS 80) 104,57 persen, besi dan baja (HS 72) naik 98,39 persen, berbagai produk kimia (HS 38) 85,00 persen, bahan bakar mineral (HS 27) 81,55 persen, dan lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) 73,42 persen.

Sementara itu, industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor sebesar 143,76  miliar dolar AS sepanjang Januari sampai Oktober 2021. Angka itu meningkat 35,53 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 106,08 miliar dolar AS.

Sektor industri memberikan kontribusi paling besar hingga 77,16 persen dari total nilai ekspor nasional selama delapan bulan tahun ini yang mencapai 186,32 miliar dolar AS. “Sektor industri manufaktur masih konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Artinya, sektor industri masih punya tingkat resiliensi yang tinggi terhadap berbagai tentangan global, termasuk dampak pandemi Covid-19,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (15/11).

Menperin menegaskan, sektor industri manufaktur memiliki peranan penting terhadap pembentukan struktur neraca perdagangan nasional. Pada Januari sampai Oktober 2021, neraca perdagangan sektor industri pengolahan menunjukkan surplus sebesar 26,33 miliar dolar AS.

“Melihat kinerja ini, saya kira tidak lepas dari peran serta seluruh pihak yang bahu membahu dalam penanganan pandemi Covid-19. Sehingga kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia dapat berangsur membaik, saya mendapat laporan bahwa order-order dari luar negeri makin kencang ke Indonesia,” ungkapnya.

Ada beberapa sektor industri mengalami kenaikan ekspor. Misalnya industri otomotif yang ekspor CBU naik 30 persen, kemudian industri elektronika rumah tangga yang naik dua kali lipat ekspornya. 

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor industri pengolahan pada Oktober 2021 mencapai 16,07 miliar dolar AS dan memberikan kontribusi sebesar 72,94 persen dari total nilai ekspor pada bulan kesepuluh tahun ini yang mencapai 22,03 miliar dolar AS. Nilai ekspor industri pengolahan pada Oktober 2021 naik 3,61 persen dibanding September 2021, dan meningkat 36,50 persen dibanding periode sama tahun lalu.

 

 
Berita Terpopuler