Asal Mula Hoaks Vaksin Bikin Bercahaya Seperti Kunang-Kunang

Vaksin Covid-19 disebut mengandung zat yang bikin orang bersinar kayak kunang-kunang.

republika
Kunang-kunang. Vaksin mRNA Covid-19 tidak mengandung enzim yang dapat membuat manusia bersinar seperti kunang-kunang.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kandungan enzim luciferase yang konon terdapat dalam vaksin Covid-19 kembali hangat dibicarakan di media sosial. Setelah ramai pada Mei silam, hoaks ini mencuat kembali setelah seorang koresponden media Newsmax mengungkap disinformasi mengenai enzim luciferase dengan mengklaim bahwa itu merujuk pada Lucifer, nama lain untuk iblis dalam ajaran Kristen.

Koresponden tersebut juga menambahkan beberapa cerita ngawur lainnya tentang keterkaitan vaksin dan Lucifer. Namun, bagaimana faktanya?

Baca Juga

Dilansir WebMD, Senin (8/11), vaksin Covid-19 tidak mengandung enzim luciferase. Nama enzim ini tidak mengacu pada nama iblis, melainkan diserap dari bahasa latin, yakni "lucifer", yang artinya "pembawa cahaya".

Luciferase adalah enzim yang bekerja pada molekul berenergi tinggi pada hewan seperti kunang-kunang. Energi yang dilepaskan dari enzim ini mendorong kemampuan kunang-kunang untuk memendarkan cahaya atau disebut bioluminesensi.

Proses bioluminesensi ini telah menginspirasi para peneliti untuk menggunakan enzim tersebut sebagai alat pendukung di laboratorium, termasuk dalam pengujian beberapa merek vaksin Covid-19 pada hewan. Salah satu kegunaannya adalah melacak di mana dan kapan sel menggunakan gen.

Gen memiliki area yang bertindak seperti saklar, mengaktifkan atau menonaktifkan penggunaan gen. Para ilmuwan yang ingin melihat kapan sebuah sel membuat gen aktif dapat memasukkan kode untuk luciferase di sebelah saklar genetik ini.

Para ilmuwan juga kerap menggunakan luciferase untuk menandai jenis sel tertentu pada hewan hidup seperti tikus. Dengan cara ini, misalnya, peneliti dapat melacak perjalanan sel tumor di dalam tubuh.

Luciferase telah digunakan untuk mengembangkan tes diagnostik untuk penyakit menular. Saat meneliti Covid-19, ilmuwan juga memakainya untuk melacak bagaimana virus memasuki sel.

Tiga hoaks terbaru soal vaksinasi Covid-19 - (Republika)

Dalam mengembangkan vaksin Covid-19, para peneliti menggunakan luciferase dalam beberapa penelitian pada tikus untuk melacak ke mana perginya vaksin mRNA pada hewan. Mereka menggunakan enzim hanya untuk penelitian tersebut.

Artinya, enzim luciferace bukan termasuk dari salah satu kandungan vaksin mRNA yang disuntikan kepada manusia. Dengan kata lain, mendapatkan vaksinasi tidak akan membuat Anda memendarkan cahaya seperti kunang-kunang.

Dikutip Reuters, lembar fakta yang tercantum di website Food and Drugs Administration (FDA) mengungkapkan bahwa kandungan vaksin Covid-19 Moderna ialah lipid, kolesterol, 1,2-distearoyl-sn-glycero-3-phosphocholine, tromethamine, tromethamine hydrochloride, acetic acid, sodium asetat, and sukrosa. Vaksin Moderna berbasis mRNA.

Tidak ada luciferin tercantum dalam daftar tersebut. Demikian juga dengan vaksin produksi Pfizer, Janssen dan AstraZeneca.

 
Berita Terpopuler