Koin Logam Kok Bisa Nempel di Lengan Bekas Suntikan Vaksin?

Sejumlah video perlihatkan koin logam menempel di lengan bekas lokasi injeksi vaksin.

Republika/Reiny Dwinanda
Uang logam. Dalam video yang memperlihatkan seseorang yang berseragam Dinas Perhubungan terlihat uang Rp 1.000 menempel di lengan atasnya yang disebut sebagai bekas lokasi suntikan vaksin Covid-19.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pekan lalu, video yang memuat tayangan uang logam menempel pada lengan orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 menyebar luas melalui media sosial dan aplikasi percakapan instan. Video yang dibuat warga Indonesia salah satunya memperlihatkan uang Rp 1.000 menempel di bekas suntikan vaksin di lengan atas seseorang yang berseragam Dinas Perhubungan.

Video serupa lainnya juga banyak beredar dengan judul "Magnet Challenge". Semuanya mendukung klaim teori konspirasi bahwa di lengan penerima vaksin Covid-19 telah tertanam microchip bermagnet.  

Di salah satu video bahkan terdengar orang yang menghadap kamera secara spesifik mengeklaim bahwa dirinya telah mendapatkan vaksin Pfizer/BioNTech. Faktanya, aneka video tersebut tidaklah membuktikan reaksi magnetik ataupun vaksin Covid-19 mengandung microchip.

Baca Juga

Baca Juga: Hukum Memakan Daging Biawak

"Vaksin kami tak mengandung logam dan tak menimbulkan reaksi magnetik setelah disuntikkan," kata juru bicara Pfizer/BioNTech melalui surel kepada Reuters.

Dilansir Forbes, vaksin Covid-19 dosisnya kurang dari satu milliliter (mL). Vaksin Pfizer/BioNTech, contohnya, cuma 0.3 mL, sehingga microchip tak muat jika harus dimampatkan ke dalamnya.

Ahli fisika dan pakar medis mengatakan kepada Reuters bahwa vaksin Covid-19 tak mengandung logam atau microchip yang membuat penerima vaksin memiliki reaksi magnetis di lokasi injeksi. Tak satupun vaksin yang disetujui di Inggris dan Amerika Serikat mengandung bahan logam.

Sementara itu, keberadaan aluminium pada vaksin lain kadarnya sangat sedikit sehingga peneliti dari Oxford University menyebut itu sama saja dengan kuantitas yang ditemukan secara alami di makanan dan air minum. Kalaupun vaksin Covid-19 betul-betul mengandung logam, keberadaannya tak akan sampai menimbulkan reaksi magnetik.

Baca Juga: China Bangun 2 Reaktor Nuklir Rahasia

"Jumlah logam yang diperlukan dalam vaksin untuk menarik magnet jauh lebih besar daripada jumlah yang bisa ada dalam dosis kecil vaksin," kata pakar medis dari Meedan Health Desk.

Lalu, mengapa koin logam bisa menempel di bekas lokasi suntikan vaksin?

Lalu, mengapa koin logam bisa menempel di bekas lokasi suntikan vaksin? Ahli fisika dari National High Magnetic Field Laboratory Amerika Serikat punya penjelasannya.

"Kita dulu pernah melakukannya semasa kecil dengan menumpuk koin di dahi. Itu menjadi mungkin karena permukaan kulit berminyak, tegangan permukaan terkait dengan hal itu. Orang juga bisa melakukan trik dengan koin yang ada bekas tempelan selotip atau perekat lainnya hingga seolah-olah kulit seseorang jadi seperti magnet," jelasnya kepada BBC.

Baca Juga: Profesor Tunisia Sebut Pembangunan Masjid Pemborosan Saja

Prof Michael Coey dari School of Physics, Trinity College Dublin, Irlandia menjelaskan bahwa dibutuhkan sekitar satu gram logam besi untuk menarik dan mendukung magnet permanen di lokasi injeksi. Kalau itu betulan ada, penerima vaksin pasti dapat dengan mudah merasakan keberadaan bahan tersebut.

"Saya dan istri sudah mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19 dari Pfizer. Saya sudah coba, ternyata logam tak menempel di lengan kami," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Reuters.

 
Berita Terpopuler