Jouf, Kota Penghasil Minyak Zaitun Arab Saudi

Sebanyak 30 juta pohon zaitun ditanam di atas 7.300 hektare tanah.

Arab News/Huda Bashatah
Jouf, Kota Penghasil Minyak Zaitun Arab Saudi. Perkebunan zaitun di Jouf, Arab Saudi.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mabruroh

Baca Juga

RIYADH -- Dari Mesir kuno hingga Yunani dan Romawi, dan berlanjut hingga zaman modern, minyak zaitun nenawarkan ribuan manfaat yang sangat penting bagi semua orang. Selain dapat digunakan untuk memasak, minyak zaitun juga digunakan untuk tujuan medis.

Minyak zaitun juga dipakai sebagai bahan dalam kosmetik dan parfum. Wilayah Jouf, utara Arab Saudi merupakan tempat penghasil ribuan liter minyak zaitun setiap tahun.

Di tanah yang subur itu, terdapat 30 juta pohon zaitun ditanam di atas 7.300 hektare tanah. Maka, tidak mengherankan jika wilayah tersebut dikenal sebagai “keranjang zaitun” Kerajaan.

Musa Ahmad Al-Juraid dari Pusat Penelitian Unta dan Ternak dan Unit Zaitun di Sakaka, mengatakan lebih dari 30 varietas pohon zaitun tumbuh di Jouf. Pohon zaitun ini diimpor dari Prancis, Spanyol, Italia, Yunani, dan Turki. Dua dari varietas yang paling terkenal di wilayah ini adalah Sorani dan Nibali yang ditingkatkan.

"Beberapa dari varietas ini cocok untuk produksi minyak dan beberapa digunakan untuk fermentasi atau acar zaitun,” kata Al-Juraid, dilansir dari Arab News, Senin (8/11).

 

 

Varietas tradisional pohon zaitun tumbuh lambat dan baru mulai berbuah tujuh atau delapan tahun setelah ditanam. Menurut Al-Juraid, jenis ini juga membutuhkan setidaknya jarak 30 kaki di antara setiap pohon untuk mendorong pertumbuhan yang lebih sehat dan memungkinkan akar berkembang. 

“Produksi zaitun berlangsung selama 40 hingga 50 tahun, dan pohon-pohon ini membutuhkan panen manual," kata Al-Juraid.

Jenis pohon lainnya adalah pohon zaitun hibrida yang lebih cocok untuk pemanenan otomatis. Mereka dibudidayakan dengan menggabungkan dua jenis pohon dan biasanya hanya membutuhkan jarak satu meter di antara setiap pohon. 

"Mereka mulai berbuah pada tahun kedua setelah tanam dan, tidak seperti pohon zaitun veteran, umur produksi varietas ini bervariasi dari satu hingga 15 tahun,” jelasnya.

Al-Juraid menjelaskan buah zaitun yang dipanen harus dikumpulkan dalam kotak berventilasi untuk mencegah oksidasi dan segera dibawa ke pabrik pengolahan untuk pengepresan. Warna buah zaitun saat matang menunjukkan kualitas buah dan menentukan kapan harus dikumpulkan.

Buah Zaitun - (Boldsky)

 

"Buah zaitun harus dipanen segera setelah hijau kekuningan hingga hijau merah muda. Karena setelah berubah menjadi hitam sepenuhnya, itu akan mengandung lebih banyak keasaman dan kualitas yang lebih rendah," kata Al-Juraid.

Musim panen dimulai pada akhir September dan berlanjut hingga Januari. Sedangkan dalam hal penilaian kualitas minyak zaitun, ada standar lokal dan internasional. 

Menurut Al-Juraid, kualitas minyak zaitun ditentukan oleh cara produksi, tingkat keasaman, rasa dan aroma. Termasuk antara minyak zaitun murni dan minyak zaitun extra-virgin.

"Apa yang membuat minyak zaitun extra-virgin menjadi yang terbaik dan peringkat teratas adalah suhu pengepresan, kejernihannya, dan rendah atau bebas dari keasaman. Fakta bahwa itu diekstraksi dengan pengepresan dingin memungkinkannya mempertahankan aroma dan rasa alami terbaiknya,” kata Al-Juraid. 

Mengekstrak minyak zaitun murni memerlukan langkah-langkah lain seperti pencucian, dekantasi, sentrifugasi, dan penyaringan, yang memberikan rasa lebih ringan pada minyak dan menjadikannya peringkat kedua, menurut rasa keasaman yang mungkin timbul karena proses yang lebih lama. “Semakin sedikit asam, semakin baik kualitasnya. Minyak zaitun dengan tingkat keasaman yang tinggi tidak cocok untuk konsumsi makanan manusia. Minyak zaitun dengan keasaman tinggi digunakan untuk sabun dan berbagai produk perawatan kulit," kata Al-Juraid.

 
Berita Terpopuler