Wasiat Terakhir Umar bin Abdul Aziz dan Penyebab Wafatnya

Umar bin Abdul Aziz merupakan khalifah yang terkenal adil

Infografis Republika
Umar bin Abdul Aziz merupakan khalifah yang terkenal adil. Ilustrasi Umar bin Abdul Azi
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, –  Wafatnya Umar bin Abdul Aziz merupakan kehilangan besar kaum Muslimin. Karena, ia adalah seorang khalifah dan amirul mukminin yang zuhud. 

Baca Juga

Khalifah Umar bin Abdul Aziz memimpin Dinasti Umayyah dari tahun 717 M-720 M. Meski hanya memimpin dengan singkat, namun Umar bin Abdul Aziz berhasil membuat masyarakat yang hidup di bawah naungan Dinasti Umayyah sejahtera. Dia juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang takwa kepada Allah. Dan, taat kepada setiap ajaran agama Islam.

Baca juga: Brasil Kini Punya Kota yang Jadi Destinasi Wisata Halal 

Khalifah Umar bin Abdul Azis meninggal dunia di Dir Sim'an, sebuah kota di wilayah Himsh pada 20 atau 25 Rajab 101 Hijriyah dalam usia 36 tahun 6 bulan.  

Namun, apa yang menjadi penyebab kematiannya? Ulama berbeda pendapat. Dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan tentang penyebab wafatnya Umar bin Abdul Aziz. Menurut Ibnu Katsir, khalifah yang berkuasa dari 717 sampai 720 M tersebut meninggal dunia karena penyakit tuberkolosis (TBC).

Ibnu Katsir menjelaskan, seseorang pelayan memberikan racun kepada makanan dan minumannya dan dia diberi seribu dinar untuk melakukan itu. Karena itu, Umar bin Abdul Azis akhirnya menderita penyakit TBC.

Sebelum meninggal dunia, ia sempat memanggil pelayan yang memberinya minum. "Apa yang mendorongmu memberiku minuman berisi racun?" tanya Umar. "Saya diberi seribu dinar dan dijanjikan akan dibebaskan dari perbudakan," jawab pelayan tersebut.

Baca juga: Tiga Perangai Buruk dan Tiga Sifat Penangkalnya  

Umar memintanya mengambil uang itu dan meletakkannya di Baitul Mal. "Pergilah ke tempat yang tidak seorang pun tahu!" katanya kepada si pelayan.

Dikutip dari laman Youm7 pada Kamis (26/8), sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir, nasihat yang Umar sampaikan kepada anak-anaknya jauh lebih berharga dari harta duniawi. Ia ingin anak-anaknya agar dapat menjadi orang saleh agar dilindungi Allah SWT.

Ketika kematian mendekati Umar bin Abdul Aziz, maka dikatakan kepadanya, Ini adalah dua belas anak-anakmu. Mengapa engkau tinggalkan anak-anakmu dalam keadaan miskin? Dia pun berkata:

إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Alquran). Dia melindungi orang-orang saleh” (QS Al Araf ayat 196).

"Demi Allah, saya tidak memberikan hak orang lain kepada mereka! Mereka boleh memilih salah satu di antara dua yaitu tetap menjadi orang yang saleh, dan Allah niscaya akan melindungi mereka. Atau menjadi orang-orang yang tidak saleh, dan saya takkan meninggalkan sesuatu pun yang akan membantu mereka berbuat maksiat kepada Allah?” Lantas aku menjadi mitra mereka berbuat maksiat setelah kematianku? Tidak akan aku lakukan itu. 

 

Beberapa waktu kemudian, Umar bin Abdul Aziz pun memanggil anak-anaknya, berpamitan, menguatkan dan berwasiat kepada mereka dengan pesan ini. Lalu Umar bin Abdul Aziz berkata, “Pergilah semoga kalian dilindungi Allah, dan semoga Allah memberikan pengganti kepada kalian.”

Dikisahkan, setelah kematian Umar bin Abdul Aziz, anak-anaknya terlihat menghibahkan 80 kuda untuk kepentingan jihad. Berbeda dengan anak-anak Sulaiman bin Abdul Malik, yang meski diwarisi harta banyak, tetapi tetap saja meminta-minta ke anak-anak Umar bin Abdul Aziz. 

Baca juga: 4 Jalan Menuju Allah SWT Menurut Imam Syadzili

Hal ini karena Umar bin Abdul Aziz menitipkan anaknya kepada Allah SWT, sementara Sulaiman dan lainnya menitipkan anak-anak mereka kepada harta fana yang mereka tinggalkan. Sirnalah harta itu bersama nafsu dan syahwat duniawi anak-anaknya.

Selama 20 hari ia menahan sakit akibat racun yang diderita. Menjelang detik-detik meninggalnya, ia juga berkata: 

“Dudukkan aku.” Maka, mereka pun mendudukkannya. Lalu dia berkata lagi, “Akulah yang Engkau perintah lalu aku mengabaikan, dan akulah yang Engkau larang namun aku durhaka tiga kali. Tapi tidak ada Ilah selain Alla.”

Sumber: Nasihat KH Mashum Sufyan Supaya Tiru Filosofi Beras

Kemudian, Umar menengadahkan kepala ke atas, dan dia memusatkan pandangannya. Orang-orang berkata, “Mengapa engkau memandang dengan pandangan yang sungguh-sungguh wahai Amirul Mukminin?”

Dia menjawab, “Aku melihat sekumpulan orang, tapi mereka bukan manusia dan bukan pula jin.” Setelah itu, ia meninggal dunia.    

 

 

Sumber: elbalad 

 
Berita Terpopuler