Prancis Tolak Kampanye Dewan Eropa untuk Kebebasan Berhijab 

Kampanye tersebut dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Prancis.

google.com
Muslim Prancis serukan stop Islamofobia
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,  PARIS -- Prancis menolak kampanye melawan ujaran kebencian anti-Muslim yang dipromosikan Dewan Eropa. Menteri Negara bidang Pemuda Prancis, Sarah El Hairy menyebut kampanye tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Prancis. 

Baca Juga

"Mengenakan jilbab dianjurkan dalam video kampanye, kami mengutuk ini. Prancis menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap kampanye ini (ke Dewan Eropa) dan kampanye itu dibatalkan,” kata Sarah El Haïry yang dikutip di Daily Sabah, Kamis (4/11).  Menurutnya, Prancis adalah negara sekuler dan membela kebebasan beragama, namun membela jilbab adalah persoalan yang berbeda.  

Setelah Prancis memastikan pembatalan kampanye, Dewan Eropa menghapus postingan terkait dari akun Twitter kampanye tersebut. Pada kampanye tersebut ditampilkan potret dua wanita muda yang tersenyum dibelah menjadi dua dan menyatu untuk menunjukkan satu dengan rambut terbuka dan yang lainnya mengenakan jilbab.

"Kecantikan ada dalam keberagaman sebagaimana kebebasan ada dalam hijab. Alangkah membosankannya jika semua orang terlihat sama. Rayakan keragaman dan hormati hijab,” demikian salah satu slogannya. 

 

Namun kampanye itu dimanfaatkan oleh sejumlah oposisi sayap kanan yang berusaha bersaing dalam pesta pemilihan tahun depan. “Islam adalah musuh kebebasan. Kampanye ini adalah musuh kebenaran,” cuit komentator sayap kanan Eric Zemmour, yang belum mengumumkan pencalonannya namun telah diprediksikan akan bertarung melawan Macron. 

"Kampanye Dewan Eropa yang mempromosikan jilbab ini memalukan dan tidak senonoh pada saat jutaan wanita dengan berani melawan perbudakan ini," tambah pemimpin sayap kanan Marine Le Pen, saingan utama Macron dari jajak pendapat 2017. Valerie Pecresse, calon penantang Macron dari sayap kanan tradisional, mengatakan dia "terkejut" dengan kampanye tersebut dan menambahkan jilbab "bukan simbol kebebasan tetapi penyerahan."

Sementara, Pemerintah Macron diketahui telah mendesak Dewan Eropa menarik mundur kampanye tersebut. "Kami telah menghapus pesan-pesan tweet ini sementara kami merenungkan presentasi yang lebih baik dari proyek ini," kata juru bicara Dewan Eropa kepada Agence France-Presse (AFP).

 

"Twit-twit tersebut mencerminkan pernyataan yang dibuat oleh masing-masing peserta dalam salah satu lokakarya proyek, dan tidak mewakili pandangan Dewan Eropa atau Sekretaris Jenderalnya (Marija Pejcinovic Buric)," tambahnya. Meski begitu, dewan tidak mengkonfirmasi bahwa penarikan kampanye adalah akibat langsung dari tekanan Prancis.

 
Berita Terpopuler