Netflix Pertimbangkan Bonus Buat Tim Produksi Squid Game

Netflix untung besar dari tayangan Squid Game.

Netflix
Oh Yeong-su saat memerankan karakter Il-nam di serial Squid Game. Tayangan orisinal Netflix ini meraup untung besar setelah menarik lebih dari 140 juta penonton selama empat pekan pertama perilisannya.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Raksasa streaming global Netflix sedang mempertimbangkan memberikan hadiah tambahan kepada tim produksi Squid Game. Drama Korea itu telah menjadi tayangan orisinal terbesar di platform tersebut.

Dilansir Yonhap pada Rabu (3/11), wakil presiden kebijakan publik di Netflix, Dean Garfield mengatakan  bahwa perusahaannya sedang dalam pembicaraan dengan kru produksi Squid Game, termasuk sutradara Hwang Dong-hyuk, mengenai bonus khusus. Pejabat Netflix membuat pernyataan dalam pertemuan dengan pejabat Korea Selatan dari otoritas layanan informasi dan parlemen, termasuk Kim Hyun selaku wakil ketua Komisi Komunikasi Korea.

Baca Juga

Streamer itu menjadi sorotan sejak kesuksesan fenomenal serial Squid Game memicu kontroversi di Korea Selatan atas monopoli seluruh kekayaan intelektual acara berbahasa Korea yang diinvestasikan perusahaan tanpa imbalan tambahan kepada pembuat konten lokal. Itu adalah komentar pertama oleh pejabat Netflix tentang masalah kontroversial tersebut.

 
Konten thriller berbahasa Korea Squid Game yang dirilis pada September menjadi acara orisinal Netflix paling populer dalam bahasa apa pun. Serial itu menarik lebih dari 140 juta penonton selama empat pekan pertama perilisannya.

Menurut media berita AS, Netflix mengeluarkan 21 juta dolar AS (sekitar Rp 302 miliar) untuk mendanai Squid Game dan menikmati keuntungan sekitar 900 juta dolar AS (sekitar Rp 12 triliun) dari peningkatan pelanggan dan kenaikan harga saham. Sutradara Hwang dan anggota kru, yang dilaporkan menyetujui margin tetap 10 persen dari total biaya produksi, tidak memiliki pendapatan dan insentif tambahan sesuai dengan kesuksesan global acara tersebut.

Selain itu, Garfield juga mengatakan Netflix sedang mencari cara alternatif lain untuk menyelesaikan perselisihan dengan perusahaan telekomunikasi dan regulator Korea Selatan mengenai biaya penggunaan jaringan lokal. Streamer, yang telah menolak untuk membayar penggunaan jaringan kalah dalam gugatan terhadap penyedia layanan internet (ISP) lokal SK Broadband Co. pada Juni.

Pemerintah Korea Selatan belum lama ini meningkatkan tekanan pada Netflix untuk membayar biaya penggunaan jaringan. Bulan lalu, Presiden Korea Selatan,Moon Jae-in mengatakan, platform global harus memenuhi tanggung jawab mereka sesuai dengan ukurannya dan memerintahkan pemerintah untuk meninjau perselisihan yang melibatkan Netflix.

 
Berita Terpopuler