Gaya Hidup Halal Jadi Kebutuhan

Gaya hidup halal menjadi kebutuhan secara global.

Republika/Prayogi
Karyawan menata produk fasion muslim yang di pamerakan pada The 2nd Indonesia Internasional Halal Lifestyle Expo & Conference (INHALEC) di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (19/10).
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fauziah Mursyid, Lida Puspaningtyas, Ronggo Astungkoro

Baca Juga

Rektor Universitas Islam Sultan Agung ( Unissula) Semarang, Drs Bedjo Santoso MT PhD mengungkap, isu halal merupakan topik yang banyak dibicarakan dalam beberapa dekade terakhir. Hal tersebut dikarenakan, gaya hidup halal menjadi kebutuhan baik Muslim dan non-Muslim.“Halal lifestyle dikaitkan dengan  believe, quality product, kesehatan dan keselamatan konsumen,”kata dia.

Saat ini, kata dia. tidak hanya negara-negara mayoritas Muslim yang secara aktif menangani kebutuhan tersebut, tetapi juga negara-negara dengan penduduk minoritas Muslim seperti Korea Selatan dan Jepang . 

“Korea Selatan adalah negara yang sangat progresif dan melihat peluang potensial di pasar Muslim, termasuk penerbitan panduan restoran halal Korea untuk mendukung pengembangan industri jasa pariwisatanya,”katanya.

Menurut Rektor, industri halal Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan.  Populasi Muslim di Indonesia mencapai 85,2 persen atau sebanyak 200 jiwa dari total penduduk 235 juta jiwa penduduk yang memeluk agama Islam.  Dengan jumlah penduduk demikian besar, maka makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetik yang dikonsumsi masyarakat Indonesia pun berjumlah besar.

Strategi Akselerasi Pengembangan Kawasan Industri Halal - (ANTARA/Republika.co.id)

Pemerintah, lanjut dia,  berupaya mengelola potensi ini melalui regulasi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Melalui regulasi ini maka pada tahun 2019 semua makanan yang beredar di Indonesia sudah memiliki sertifikat halal.

“Potensi dan dukungan regulasi ini sudah seharusnya dilirik oleh institusi pendidikan tinggi. Sebagai centre of knowledge, institusi pendidikan tinggi bisa mengembangkan beragam cara untuk menguatkan kesadaran halal lifestyle yang sudah semakin membesar ini,”kata dia. 

 

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkap Indonesia berpeluang menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi lead pada sektor industri halal, di masa yang akan datang. Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan itu menyebut, peluang Indonesia tersebut juga didukung sejumlah hal.

Pertama, market share keuangan syariah Indonesia per-Desember 2020 telah mencapai 9,89 persen, yang diharapkan dapat terus meningkat untuk mengejar negara besar lainnya yang memiliki market share ekonomi syariah lebih dari 10 persen.

Kedua, telah ditetapkannya perizinan untuk 3 Kawasan Industri Halal, yaitu Modern Cikande Industrial Estate di Serang (Banten), Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo (Jawa Timur), dan KIH Bintan Inti Halal Hub, di Kabupaten Bintan.

Ketiga, Indonesia memiliki pangsa pasar yang cukup besar dibandingkan negara-negara dunia atau mencapai 13 persen total konsumsi makanan dan minuman halal dunia.

"Keempat, konsep ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif, diperuntukkan bagi semua masyarakat Indonesia maupun global, bahkan telah menjadi life style sebagai pilihan kebutuhan hidup," ujarnya.

Karena itu, Wapres mendukung tema ISEF ke-8 Tahun 2021 yakni Magnifying Halal Industries Through Food and Fashion Markets for Economic Recovery”. Apalagi industri halal memiliki peran strategis dalam meningkatkan perekonomian nasional. Hal tersebut kata Wapres, terlihat dengan banyaknya negara-negara di dunia yang fokus untuk mengembangkannya, termasuk negara-negara yang memiliki populasi muslim yang relatif sedikit, seperti Brazil, Thailand, Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok.

Karena itu, Indonesia harus bekerja lebih keras untuk dapat bersaing dalam merebut pangsa pasar global industri halal. Pemerintah Indonesia juga sedang melakukan upaya dengan memperbaiki peraturan dan kebijakan yang dapat mempercepat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah 

"Pemerintah juga akan terus melakukan terobosan dalam menunjang berkembangnya industri halal di antaranya dengan mengeluarkan kebijakan dan program seperti kodefikasi produk halal, sertifikasi halal, pemberian insentif untuk KIH, penyusunan Masterplan Industri Halal, dukungan pembiayaan syariah, pembentukan ekosistem industri produk halal, peningkatan literasi dan inklusi, digitalisasi usaha syariah, serta peningkatan kompetensi SDM berbasis ekonomi dan keuangan Syariah," kata Wapres.

 

Sementara, Wakil Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Jetti Rosila Hadi, mengungkap, umat Islam sepanjang hidupnya harus mengonsumsi yang halal. Karenanya pihaknya berfokus pada pertumbuhan industri halal, terlebih industri yang bergerak di bidang makanan dan fesyen. 

Syarat Mendapat Sertifikasi Halal Gratis - (republika.co.id/antara)

"Indonesia Halal Lifestyle Center fokus kepada pertumbuhan industri halal, terutama terhadap industri makanan dan fashion. Karena kita hidup dari lahir harus mengkonsumsi yang halal," kata wanita yang kerap disapa Bu Tila itu dalam siaran pers.

 

 

 

 
Berita Terpopuler