Divaksinasi Covid-19, Orang Cenderung tak Menyebarkan Virus

Vaksin dapat mengurangi penularan Covid-19.

www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Studi terbaru menunjukkan orang yang telah divaksinasi cenderung tidak menyebarkan virus penyebab Covid-19.
Rep: Farah Noersativa Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan, orang yang telah divaksinasi Covid-19 cenderung tidak menyebarkan virus, bahkan jika mereka kena kasus terobosan. Studi baru itu menambah semakin banyak bukti bahwa vaksin dapat mengurangi penularan varian delta.

Dikutip NBC News, Selasa (19/10), para ilmuwan Inggris di University of Oxford memeriksa catatan nasional dari hampir 150 ribu kontak yang ditelusuri dari sekitar 100 ribu kasus awal. Sampel tersebut termasuk orang-orang baru menerima sebagian dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca, dosis lengkap, serta mereka yang tidak divaksinasi.

Dari pemeriksaan itu, para peneliti kemudian melihat bagaimana vaksin memengaruhi penyebaran virus jika seseorang memiliki infeksi terobosan, baik dengan varian alfa atau varian delta yang sangat menular. Mereka menemukan, kedua vaksin tersebut mengurangi penularan.

Baca Juga

Meskipun demikian, vaksin itu lebih efektif melawan varian alfa dibandingkan dengan varian delta. Ketika terinfeksi dengan varian delta, kontak yang diberikan adalah 65 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dites positif jika orang yang terpapar telah divaksinasi penuh dengan dua dosis vaksin Pfizer.

Dengan AstraZeneca, kontak tertentu 36 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dites positif jika orang yang terpapar telah divaksinasi lengkap. Hanya saja, risiko penularan dari infeksi terobosan jauh lebih tinggi jika seseorang hanya menerima satu dosis vaksin Pfizer maupun AstraZeneca.

Studi ini dipublikasikan secara daring pada Kamis (29/9), dan belum ditinjau oleh rekan sejawat. Tetapi, para ilmuwan yang tidak terkait dengan penelitian tersebut mengatakan bahwa temuan tersebut dapat dipercaya.

"Ini adalah studi kualitas tertinggi yang kami miliki sejauh ini tentang masalah penularan orang yang divaksinasi yang terinfeksi delta," ujar seorang dokter penyakit menular di University of Pennsylvania, Dr. Aaron Richterman, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Ahli mikrobiologi klinis di University of Southern California, Susan Butler-Wu, menyebut penelitian ini "berperforma baik”. Terutama karena ini mencerminkan penularan di dunia nyata karena melacak penyebaran di antara kontak dekat.

Dengan menggunakan nilai ambang siklus (Ct), para peneliti menemukan tingkat viral load yang sama pada orang yang tidak divaksinasi dan orang yang divaksinasi yang terinfeksi varian delta. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya. Meski begitu, orang yang divaksinasi lengkap masih lebih kecil kemungkinannya untuk menulari orang lain.

"Transmisi jauh lebih kompleks, yang berarti nilai Ct hanyalah gambaran waktu dan tidak mencerminkan keseluruhan perjalanan penyakit," kata Butler-Wu.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

Kemungkinan orang yang telah divaksinasi membersihkan virus menular dari tubuh lebih cepat. Sebuah studi sebelumnya dari Singapura juga menemukan, meskipun tingkat virus pada awalnya sama pada mereka yang terinfeksi varian delta terlepas dari status vaksin, pada hari ketujuh, tingkat virus turun dengan cepat pada mereka yang divaksinasi, yang dapat mengurangi kemampuan untuk menyebarkan penyakit.

Ada bukti yang muncul, yang menyebut meskipun nilai ambang siklus mungkin sama terlepas dari status vaksinasi, orang yang divaksinasi mungkin memiliki lebih sedikit virus menular dalam tubuh mereka, yang berpotensi mengurangi penularan. Richterman menunjuk studi pra-cetak belum lama ini dari China yang menemukan pengurangan besar dalam penularan pada mereka yang telah menerima dua dosis vaksin, dibandingkan dengan yang tidak divaksinasi.

 
Berita Terpopuler