Pemerintah Targetkan Rehabilitasi 630 Ribu Hektare Mangrove

Proses rehabilitasi mangrove akan dilakukan hingga 2024 mendatang.

ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas/aww.
Warga beraktivitas di Kampung Mangrove Patikang, Pandeglang, Banten, Jumat (8/10/2021). Pemerintah terus mengejar target rehabilitasi 34.000 hektare mangrove di berbagai daerah di Indonesia hingga akhir tahun 2021.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong, menyatakan, pemerintah akan melakukan rehabilitasi mangrove dengan total luas 630 ribu hektare di seluruh Indonesia. Menurut dia, proses rehabilitasi mangrove tersebut akan dilakukan hingga 2024 mendatang.

"Berdasarkan target, pemerintah akan melakukan rehabilitasi mangrove itu lebih kurang 630 ribu hektare sampai tahun 2024," ungkap Alue dalam konferensi pers daring, Senin (11/10).

Alue menjelaskan, rehabilitasi akan dilakukan di wilayah-wilayah yang terdapat mangrove, baik wilayah dengan kondisi kerapatan sedang, jarang, maupun wilayah-wilayah potensi. Saat ini, kata dia, luas wilayah yang tertanam mangrove di seluruh Indonesia mencapai angka 3,36 juta hektare.

Angka tersebut terdiri atas beberapa kategori. Kategori pertama, tanaman mangrove dengan kategori lebat atau dengan tutupan di atas 70 persen seluas 3,15 juta hektare. Kemudian, kategori mangrove sedang dengan tutupan 30-70 persen seluas 167 ribu hektare. Lalu, yang terakhir, kategori mangrove jarang ada seluas 42.779 hektare."Itu yang existing ya, artinya yang tutupan mangrovenya masih ada," jelas dia.

Sementara itu, untuk luas wilayah yang berpotensi dapat menjadi habitat mangrove di Indonesia ada sekitar 700.575 hektare. Jumlah tersebut terdiri dari daerah-daerah yang terabrasi seluas 3.235 hektare, lahan yang sudah terbuka lebih kurang 46.569 hektare, lahan mangrove yang terabrasi lebih kurang 7.341 hektare, tambak sekitar 593 ribu hektare, dan lainnya 50 ribu hektare.

"Yang potensi habitat mangrove, berarti yang sudah diubah dan sebagainya," ungkap Alue.

Deputi Perencanaan dan Evaluasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Satyawan Pudyatmoko, menjelaskan secara perinci target rehabilitasi mangrove per tahunnya. Dia menerangkan, pada 2021, pemerintah menargetkan dapat melakukan rehabilitasi mangrove seluas 29.500 hektare. Kemudian pada 2022, rehabilitasi mangrove yang dilakukan dengan target 228.200 hektare.

Baca Juga

Lalu, pada 2023, rehabilitasi mangrove ditargetkan dilakukan terhadap lahan seluas 199.675 hektare. Setahun berikutnya, yakni tahun 2024, rehabilitasi mangrove dilakukan di lahan seluas 142.625 hektare. Selama proses tanam-menanam, kegiatan lainnya juga turut dilakukan, seperti penguatan basis perencanaan, koordinasi, pembentukan kelompok-kelompok masyarakat, penguatan organisasi kerja, dan sebagainya.

"Diharapkan pada tahun 2024 ini integrasi rehabilitasi mangrove dalam pengelolaan hutan dan lahan telah tuntas dilaksanakan," ujar Satyawan.

Untuk progres rehabilitasi mangrove di tahun 2021 ini ditargetkan akan selesai pada akhir November mendatang. Saat ini, progres fisik, yang berarti tanam-menanam, sudah berjalan mencapai 89 persen. Kepala BRGM, Hartono, berharap hasil rehabilitasi mangrove pada 2021 ini dapat menjadi titik awal pulihnya mangrove beserta ekosistemnya ke depan.

"Saat ini progres fisik sudah mencapai 89 persen. Mudah-mudahan hasil rehabilitasi yang kita laksanakan tahun 2021 ini menjadi titik awal bagi pulihnya mangrove dan ekosistemnya yang sangat penting bagi kita semua," jelas dia.

Baca juga : Jokowi Groundbreaking Smelter Freeport Bersama Erick Thohir

 
Berita Terpopuler