KLHK: Butuh Riset Tentukan Baku Mutu Parasetamol

Penelitian BRIN yang temukan konsentrasi polutan di Teluk Jakarta adalah riset awal.

Antara/Wahyu Putro A
Pencemaran parasetamol di teluk Jakarta, Ilustrasi
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, polutan parasetamol yang berstatus bahan pencemar baru membutuhkan kajian lebih terkait penetapan penentuan baku mutunya. Dalam proses menentukan baku mutu dari emerging polutant, perlu ada penelitian dan pemantauan berkala untuk menemukan polanya sebagai dasar penentuan baku mutu lingkungan.

Baca Juga

"Kita bicara emerging pollutant (bahan pencemar baru), kita bicara sesuatu yang biasanya tidak dipantau dari lingkungan. Memang emerging pollutant ini baku mutunya WHO juga belum ada," kata Dirjen PSLB3 Vivien dalam konferensi pers virtual Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diikuti dari Jakarta pada Selasa (5/10).

Menyoroti penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menemukan konsentrasi polutan di dua titik Teluk Jakarta, Vivien mengatakan studi itu adalah penelitian awal yang memerlukan studi lebih lanjut. "Lingkungan hidup itu peraturannya ketika kita mau menentukan sesuatu tentu saja harus berdasarkan kajian lingkungan. Emerging pollutant ini memang yang masih dikaji," katanya.

Untuk itu, diperlukan penelitian lanjutan terkait temuan tersebut yang hasilnya akan menjadi dasar dari kebijakan atau aturan dari KLHK. Sebelumnya, penelitian yang dilakukan peneliti BRIN bekerja sama dengan peneliti di Inggris menemukan muara Sungai Angke dan Sungai Ciliwung, Ancol di Teluk Jakarta memiliki konsentrasi parasetamol.

Penelitian kontaminan air di empat lokasi Teluk Jakarta yaitu Angke, Ancol, Tanjung Priok dan Cilincing serta Pantai Eretan di pesisir Jawa Tengah menemukan konsentrasi tinggi dua titik. Konsentrasi tinggi parasetamol terdeteksi di Angke sebesar 610 nanogram per liter (ng/L) dan Ancol 420 ng/L.

 
Berita Terpopuler