Benarkah Kedelai Pengaruhi Risiko Kanker Payudara?

Konsumsi kedelai dikhawatirkan tingkatkan risiko kanker payudara.

EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pekerja membuat tempe, makanan tradisional yang terbuat dari kedelai rebus dan dicampur dengan ragi untuk proses fermentasi. Konsumsi kedelai kerap dikaitkan dengan kanker payudara.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan antara konsumsi kedelai dan risiko kanker payudara sering kali menjadi pembahasan yang kontroversial. Di satu sisi, kedelai diyakini memiliki sifat yang protektif dalam mencegah kanker payudara. Namun, di sisi lain, konsumsi kedelai dikhawatirkan dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kanker payudara.

"Sebenarnya, semua dikaitkan dengan hormon estrogen," ujar ahli onkologi dr Walta Gautama SpB(K) Onk dalam peluncuran edisi spesial Charm Extra Maxi Pink Ribbon kolaborasi PT Uni-Charm Indonesia Tbk dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Rabu (6/10).

Sebuah penelitian awal yang dilakukan di China menyebutkan bahwa susu kedelai bersifat protektif terhadap kanker payudara. Manfaat ini berasal dari kandungan arachidonic acid yang ternyata memiliki efek protektif dalam mencegah kanker payudara.

Dr Walta mengatakan, ada sebuah penelitian hasil kerja sama antara China, Jepang, dan Korea yang berhasil membuktikan bahwa kedelai memang memiliki sifat protektif terhadap kanker payudara di ketiga negara tersebut. Ia menyebut, itu ada kaitannya dengan kebiasaan masyarakat setempat mengonsumsi kedelai sejak usia dini.

Baca Juga

Akan tetapi, pada orang-orang di luar ketiga negara tersebut atau orang-orang yang tak terbiasa mengonsumsi kedelai sejak dini, dampaknya terlihat berbeda. Pada kelompok ini, konsumsi kedelai ternyata bersifat menambah kadar estrogen, sehingga dapat berkontribusi pada risiko kanker payudara.

"Yang tidak memiliki kebiasaan tersebut (konsumsi kedelai sejak dini) masuk faktor risiko," ujar dr Walta.

Menurut dr Walta, konsumsi kedelai memang dapat membuat tubuh terasa nyaman dan segar. Dampaknya terhadap kulit dan vagina pun baik karena estrogen dipakai oleh tubuh untuk memberikan kelembapan.

Akan tetapi, dampak konsumsi kedelai terhadap estrogen tidak begitu baik, khususnya bagi pasien yang mengidap jenis kanker hormonal. Oleh karena itu, dr Walta bahkan memantang pasien seperti ini untuk mengonsumsi kedelai. Akan tetapi bila ingin merasakan tahu, tempe, atau susu kedelai sesekali, pasien masih diperbolehkan.

"Saya sendiri, misalnya, tidak menganjurkan pada perempuan yang sudah di atas 50 tahun untuk konsumsi rutin," ungkap dr Walta.

 
Berita Terpopuler