Pelajar Perempuan Afghanstan Cemas Tunggu Pembukaan Sekolah

Taliban menyiapkan prosedur untuk mengizinkan pelajar perempuan ke sekolah.

AP
Pelajar putri Afghanistan
Rep: Meiliza Laveda Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Taliban mengizinkan anak laki-laki dalam kelompok usia tujuh hingga 12 tahun untuk menghadiri kelas pada bulan lalu. Saat itu Wakil Menteri Informasi dan Kebudayaan Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan Taliban tengah mengerjakan prosedur untuk mengizinkan pelajar perempuan kembali bersekolah.

Baca Juga

Dalam konferensi pers pertama Taliban setelah menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, mereka telah berjanji untuk mengizinkan perempuan bekerja dan belajar. Pengecualian yang terus terjadi pada anak perempuan dari sekolah hanya memperburuk ketakutan di masyarakat Afghanistan bahwa Taliban dapat kembali seperti saat mereka berkuasa tahun 1990-an.

Dalam satu setengah bulan sejak mereka berkuasa, Taliban mengatakan kepada pekerja pemerintah perempuan untuk tinggal di rumah. Mereka mengumumkan kabinet yang semuanya laki-laki dan menutup Kementerian Urusan Perempuan.

Advokat Pendidikan Toorpekai Momand mengatakan penundaan sekolah bagi siswa perempuan telah membuat mereka mengajukan pertanyaan berbahaya, seperti “Mengapa Taliban memiliki masalah dengan kita? Mengapa hak kami yang diambil?”

Momand yang telah menghabiskan 10 tahun bekerja sebagai administrator sekolah, termasuk di antara ratusan perempuan di Afghanistan dan luar negeri yang berusaha memastikan Taliban memenuhi janji mereka untuk mengizinkan perempuan kembali ke sekolah dan kantor.

 

 

Momand telah mengalami kesulitan dalam mencoba mendapatkan kepastian penundaan itu dari Taliban. Saat dia bersama rekan-rekannya bertemu dengan pejabat Taliban, mereka diberitahu Taliban bekerja sangat keras untuk mematuhi norma-norma dalam pendidikan perempuan.

“Mereka tidak pernah keluar begitu saja dan berkata tidak. Mereka terus mengatakan ‘Kami sedang mengerjakannya’ tetapi kami tidak tahu persis apa yang sedang mereka kerjakan,” kata Momand, dilansir Aljazirah, Selasa (5/10).

 

Semua wanita yang berbicara dengan Aljazirah menjelaskan dalam 100 tahun sejak pemerintah Afghanistan mendirikan sekolah resmi untuk anak perempuan, lembaga-lembaga itu selalu menganut prinsip-prinsip agama. Sekolah dasar dan menengah selalu dipisahkan berdasarkan gender dan aturan berpakaian selalu ada. n Meiliza Laveda

 
Berita Terpopuler