Kemenag: Komunisme dan Pancasila tidak Dapat Dipersatukan

Tragedi 1965 memberi pelajaran pada semua bahwa Komunisme dan Pancasila tidak dapat d

Republika/Putra M. Akbar
Petugas menyapu lantai di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (28/9). Pembersihan monumen dan latihan upacara tersebut diselenggarakan dalam rangka persiapan jelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang akan diselenggarakan pada Jumat (1/10). Republika/Putra M. Akbar
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Sesditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Fuad Nasar, mengatakan, tragedi 1965 memberi pelajaran pada semua bahwa Komunisme dan Pancasila tidak dapat dipersatukan. Sama seperti halnya agama yang mengajarkan percaya kepada Allah dan paham komunis sejatinya bertentangan secara diametral.

Baca Juga

"Bagi bangsa Indonesia, agama dan kekuatan umat beragama yang solid adalah benteng Pancasila dalam menghadapi rongrongan ideologi komunis," kata Fuad melalui pesan tertulis kepada Republika, Kamis (30/9).

Ia mengatakan, pasca G.30.S/PKI atau Gestapu, pemerintah menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Kesetiaan pada Pancasila sebagai dasar filsafat negara harus dibuktikan dalam tindakan dan kebijakan.

Menurutnya, lima sila yang membentuk susunan Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia dan ideologi pemersatu bangsa haruslah diamalkan secara murni dan konsekuen sehingga menjadi karakter bernegara.

"Perdebatan dan klaim kebenaran seputar peristiwa kelam tragedi 1965 tak pernah habisnya. Saya kira ada pesan yang lebih penting dan relevan untuk dimaknai bagi perjalanan bangsa dan negara kita ke depan, yaitu pidato bersejarah Jenderal TNI Dr. AH Nasution di Mabes AD pada 5 Oktober 1965 sewaktu melepas jenazah tujuh pahlawan revolusi yang ditemukan di Lubang Buaya," jelasnya.

 

Fuad menyampaikan, waktu itu Jenderal Nasution menyatakan, "Menghadaplah sebagai pahlawan, sebagai pahlawan menghadaplah kepada asal mula kita yang menciptakan kita, Allah SWT, karena akhirnya panglima kita yang paling Tertinggi, Dialah yang menentukan segala sesuatu juga atas diri kita semua. Dan dengan keimanan ini juga kami semua yakin bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah lebih jahat daripada pembunuhan. Tapi jangan kita dendam hati, iman kepada Allah SWT, iman kepada-Nya, mengukuhkan kita. Karena Dia perintahkan kita semua berkewajiban untuk menegakkan keadilan dan kebenaran."

 
Berita Terpopuler