Diyanet Habiskan Rp 1 Triliun Bangun Masjid di Luar Negeri

Diyanet Turki telah habiskan Rp 1 Triliun Bangun Masjid di Luar Negeri

Dailysabah
Masjid Zupa, Bosnia.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, ANKARA -- Yayasan Diyanet Turki (TDV), merupakan sebuah organisasi yang terkait dengan Direktorat Urusan Agama (Diyanet). Lembaga ini telah menghabiskan lebih dari 70 juta dolar AS atau Rp 1 triliun, untuk pembangunan masjid di seluruh dunia.

Baca Juga

Menurut laporan Birgün daily, TVD telah menghabiskan 40,8 juta dolar AS untuk membangun masjid di Republik Turki Siprus Utara (KKTC), Albania, Djibouti dan Kirgistan. Mereka akan menghabiskan 30,4 juta dolar AS lagi untuk pembangunan masjid di Rusia.

Birgün juga merujuk ke 'Diyanet Center of America' di Lanham, Maryland, sebagai sebuah kompleks yang didanai Turki. Kawasan ini berisi pusat budaya dan salah satu masjid terbesar di AS, satu-satunya di negara itu dengan dua menara.

Dilansir di Turkish Minute, Jumat (24/9), kompleks yang dibangun dengan dana dari Diyanet dan TVD ini telah diresmikan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan pada April 2016. Untuk proses pembangunannya, menelan biaya 100 juta dolar AS.

Erdogan juga meresmikan "Türkevi" (Gedung Turki) di New York City. Gedung bertingkat 36 lantai ini menelan biaya 291,2 juta dolar AS. Proses pembangunan gedung ini diwarnai kritik yang menyebut uang itu dapat digunakan dengan lebih baik, terutama saat mahasiswa di Turki memprotes mahalnya harga asrama dan sewa rumah.

 

 

Sejumlah pengguna media sosial membagikan foto-foto Türkevi di bawah tagar #barınamıyoru. Tanda pagar ini mengacu pada sekelompok mahasiswa yang menyebut diri mereka gerakan “Kami Tidak Dapat Berlindung” dan melakukan vigil, di mana mereka tidur di luar ruangan untuk memprotes mahalnya harga asrama dan sewa.

Beberapa pengguna media sosial juga berpendapat 291,2 juta dolar AS yang dihabiskan untuk pembangunan gedung bertingkat akan cukup untuk membangun asrama siswa di Turki, menampung 35.000 siswa.

Masjid dan yayasan yang berafiliasi dengan Diyanet di seluruh dunia telah dituduh bertindak sebagai alat propaganda dan keterlibatan Erdogan dalam memata-matai para pengkritiknya. Melalui yayasannya, Diyanet menyediakan dana dan mengangkat para imam, yang merupakan pegawai negeri yang digaji pemerintah, ke masjid-masjid di luar negeri. 

 
Berita Terpopuler