Saudara Tiri Cucu Nabi Muhammad, Hasan-Husain

Setelah ibunda Hasan-Husain wafat, Ali bin Abi Thalib menikahi sejumlah wanita.

Pixabay
Saudara Tiri Cucu Nabi Muhammad, Hasan-Husain
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cucu Rasulullah, al-Hasan dan al-Husain memiliki beberapa saudara tiri yang seayah dengan keduanya. Setelah ibunda Hasan dan Husain, Fatimah meninggal dunia, ayahnya, Ali bin Abu Thalib menikahi beberapa wanita dan mendapatkan sejumlah anak.

Baca Juga

Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, anak-anak itu menjadi saudara tiri (seayah) bagi al-Hasan dan al-Husain. Wanita-wanita yang pernah dinikahi oleh Ali, di antaranya sebagai berikut.

Asma binti Umais 

Dari pernikahannya dengan Asma ini, Ali dianugerahi Yahya, Aun, dan Muhammad. 

 

Ummu Sa'id binti Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafiyah 

Pernikahan Ali dengan Ummu Sa'id melahirkan dua anak: Ummul Hasan dan Ramlah al-Kubra. 

Laila binti Mas'ud ad-Darimiyah 

Melalui pernikahannya dengan Laila, Ali dikaruniai tiga anak: Abdullah, Muhammad, dan Abu Bakar. Abu Bakar ikut meninggal sebagai syahid di Karbala. 

Ash-Shahba 

Nama lengkapnya ialah ash-Shahba Ummu Habib binti Rabi'ah at-Taghlibiyah al-Wailiyah. Ia tawanan yang didapatkan Khalid bin al-Walid saat menyerang Bani Taghlib di kawasan Ainut Tamr. Pernikahan Ali dengan ash-Shahba ini melahirkan Umar al-Athraf dan Ruqayyah. 

Baca juga : Tahanan Palestina Alami Penyiksaan Psikologis

 

Khaulah binti Ja'far al-Hanafiyah 

Menikah dengan Khaulah, Ali memperoleh anak bernama Muhammad atau yang lebih dikenal dengan Ibnul Hanafiyah. Muhammad dinisbatkan pada al-Hanafiyah agar bisa dibedakan dari kedua saudaranya, al-Hasan dan al-Husain. 

Muhammad al-Hanafiyah lahir pada masa kekhalifahan Umar bin al-Khathab Radhiyallahu Anhu. Ia adalah sosok yang wara, luas ilmunya, tsiqah, dan meriwayatkan sejumlah hadits Nabi.

Riwayat-riwayatnya itu tertera dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Ia juga salah seorang prajurit yang pemberani sekaligus jenderal besar yang pernah terjun dalam berbagai pertempuran bersama Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib, baik itu dalam Perang Jamal maupun dalam Perang Shiffin.

Saat itu, Muhammad membawa panji perang dan ia mendapatkan anugerah yang baik pada peperangan tersebut. Meskipun sewaktu peperangan itu berlangsung usianya masih terbilang muda, ia sering menjadi tumpuan ayahnya, Ali. Karena itulah, fase ini banyak memoles kepribadiannya pada masa mendatang. 

Muhammad al-Hanafiyah meninggal dunia dalam usia 56 tahun, yaitu pada masa kepemimpinan Abdul Malik bin Marwan. Ia adalah sosok yang mulia, alim, taat beragama, memiliki akhlak yang baik, dan gemar beribadah. 

Baca juga : Stafsus Risma: Kami Berantem dengan Bank Demi Bansos

 

Umamah binti al-Ash bin ar-Rabi'

Dia adalah putri Zainab sekaligus cucu Rasulullah. Darinya, Ali mendapat Muhammad al-Ausath. 

Ummul Banin binti Hizam bin Khalid al-Kilabiyah 

Dari pernikahan ini, lahirlah Abu Bakar, al-Abbas, dan Utsman. Al-Abbas dan Utsman terbunuh di Karbala. 

Beberapa budak perempuan 

Selain itu, Ali juga mempunyai beberapa budak perempuan. Dari hubungannya dengan budak-budak tersebut lahirlah beberapa orang anak: Muhammad al-Ashghar, Ummu Hani, Ruqayyah ash-Shughra, Ramlah ash-Shughra, Ummu Kultsum ash-Shughra, Jumanah, Ummul Karam, Ummu Ja'far, Ummu Salamah, Maimunah, Zainab ash-Shughra, Khadijah, Fathimah, Umamah, dan Nafisah. (Nasab Quraisy, Tarikh ath-Thabari dan Thabaqat Ibnu Sa'ad).

Baca juga : Erick Thohir: Tak Ada Tempat untuk Terorisme di BUMN

 
Berita Terpopuler