KH Hasyim Zaini, Teladan Akhlah dari Nurul Jadid (II)

Kiai Hasyim memberikan warna terhadap konsep pembinaan dan penataan pesantren.

ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Ilustrasi Pondok Pesantren
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Setelah KH Zaini Mun'im wafat, KH M Hasyim Zaini kemudian meneruskan tugas sebagai pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sebagai pengasuh kedua, Kiai Hasyim pun mampu memberikan warna terhadap konsep pembinaan dan penataan lembaga pendidikan di sana.

Baca Juga

Jumlah santri pada masa Kiai Hasyim juga meningkat drastis. Seperti dicatat dalam laman resmi Nurul Jadid, pada 1983 jumlah santri setempat mencapai sekitar 2.000 orang. Ini menandakan besarnya minat para orang tua dalam menitipkan buah hatinya dalam bimbingan Nurul Jadid.

Saat menjadi pimpinan pesantren, Kiai Hasyim dibantu adik-adiknya. Selain itu, ia juga didukung KH Hasan Abdul Wafi yang duduk menjadi pimpinan Dewan Pengawas Pondok Pesantren Nurul Jadid pada 1976. Para santri Nurul Jadid terus diupayakan agar bisa memperdalam ilmu-ilmu agama. Santrinya juga terus ditempa untuk menguasai khazanah keilmuan klasik yang tertuang dalam khazanah kitab-kitab kuning.

 

Lembaga ini menyelenggarakan beragam jenjang pendidikan. Mulai dari madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs) hingga madrasah aliyah (MA). Antara tahun 1979 dan 1980, Kiai Hasyim merintis berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Syariah. Dengan begitu, para santri dapat meneruskan pencarian ilmu-ilmu agama di lingkungan Nurul Jadid.

Kiai Hasyim tak berjarak dengan para san tri. Ia selalu mendorong semangat mereka agar semangat menuntut ilmu dan hidup mandiri. Maka dari itu, ia mendukung pembekalan keterampilan hidup bagi para santri. Beberapa di antaranya dikirim mengikuti rupa-rupa pelatihan, baik tingkat wilayah maupun nasional.

Di Nurul Jadid, Kiai Hasyim merea li sasikan adanya sentra keterampilan santri. Misalnya, keterampilan elektro, percetakan, menjahit, pertanian, serta penguasaan bahasa Arab dan bahasa Inggris.

 

 

 
Berita Terpopuler