Siswa di Bandung Mengaku tak Waswas Ikut PTM Terbatas

Orang tua di Bandung lebih memilih anak ikut PTM dibandingkan belajar daring

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Seorang murid diantar orang tuanya saat hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Ar Rafi, Jalan Sekejati, Kiaracondong, Kota Bandung.Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di 329 sekolah yang berada di Kota Bandung mulai berlangsung hari ini, Rabu (8/9). Salah satu sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka diantaranya yaitu SD Ar Rafi yang berada di Jalan Sekejati, Kota Bandung.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di 329 sekolah yang berada di Kota Bandung mulai berlangsung hari ini, Rabu (8/9). Salah satu sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka diantaranya yaitu SD Ar Rafi yang berada di Jalan Sekejati, Kota Bandung.

Pantauan di lapangan, orang tua yang membawa kendaraan pribadi menurunkan anaknya di lapangan yang berada di dalam sekolah. Sedangkan siswa yang diantar menggunakan sepeda motor turun di depan sekolah.

Para siswa yang datang langsung didampingi oleh guru untuk terlebih dahulu mencuci tangan dan mengecek suhu. Selanjutnya, mereka yang memakai masker diantar menuju ke kelas masing-masing. Sepatu yang digunakan tidak diperbolehkan untuk dibawa ke kelas dan harus disimpan di rak sepatu.

Dalam ruangan kelas, hanya terdapat dua hingga tiga orang siswa didampingi guru kelas dengan menerapkan jaga jarak. Siswa lainnya mengikuti pembelajaran melalui daring.

Salah seorang siswa kelas 3, Claudia merasa senang bisa kembali mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan bertemu dengan teman-teman kelas. Ia mengaku tidak merasa khawatir atau was was saat mengikuti pembelajaran di sekolah.

Baca juga : Sekolah Tatap Muka, Sultan: Saya Enggak Berani Beri Izin

"Senang-senang aja tapi berharap setiap hari (belajar tatap muka) Gak ada perasaan was was," ujarnya saat ditemui, Rabu (8/9). Ia mengungkapkan selama belajar di rumah saat ujian tidak bisa belajar bersama dengan teman-teman sedangkan di sekolah bisa bertemu teman-teman.

"Harapannya bisa belajar bareng teman-teman lain," ujarnya. Ia melanjutkan membawa perlengkapan seperti masker dan hand sanitazer.

Orang tua siswa, Putri Fitriana mengaku anaknya merasa senang bisa kembali belajar di sekolah. Selama belajar di rumah, ia mengaku terdapat kelebihan dan kekurangan yang dirasakan.

"Kalau sebagai orang tua saya merasa senang karena ini itu satu hari yang ditunggu oleh anak. Anak saya selama belajar di rumah ada plus minus," katanya.

Ia menuturkan, kelebihan dan kekurangan yang dirasakan anaknya yaitu waktu lebih leluasa. Namun anak mulai merasa bosan dengan belajar daring dan tidak terdapat kegiatan bermain dengan sesama teman-temannya.

Putri mengaku sedikit khawatir dengan anaknya yang ikut belajar tatap muka. Namun dengan persiapan yang dilakukan oleh sekolah menyangkut protokol kesehatan serta guru-guru divaksin diharapkan berjalan lancar. 

"Dengan adanya ikhtiar sekolah memfasilitasi dan taat peraturan, guru-guru divaksin sudah gitu orang tua di rumah divaksin mudah-mudahan lancar dan sekarang masih uji coba belum belajar masih diatur jamnya," ungkapnya.

Baca juga : Kebakaran Lapas, Korsleting Listrik dan Overkapasitas Napi

Wakil Kepala Sekolah SD Ar Rafi, Iis Siti Aisah mengatakan pihaknya sudah diizinkan menggelar belajar tatap muka oleh pemerintah Kota Bandung dan jajaran dengan kapasitas 50 persen. Pihaknya terus melakukan persiapan dari infrastruktur penunjang protokol kesehatan untuk pembelajaran tatap muka.

"Saat kedatangan kami buat berjenjang di jadwal misal dalam satu hari kita undang untuk beberapa level, hari ini kita tiga level, level tiga, lima dan enam. Kelas tiga pukul 07.30, level lima pukul 08.00 dan level 6 pukul 08.30 jadi otomatis pelaksanaan pembelajaran berbeda setengah jam," ungkapnya.

Ia melanjutkan, pihaknya bekerjasama dengan lembaga terkait untuk area parkir agar meminimalisasi penumpukan kendaraan yang menjemput siswa di sekolah. Orang tua siswa yang sudah siap menjemput akan segera diarahkan untuk membawa siswa.

Pihaknya juga menyiapkan thermo gun, hand sanitazer dan masker cadangan serta tempat cuci tangan. Kapasitas yang diperbolehkan belajar tatap muka sebanyak 150 sampai 165 orang. Sedangkan siswa yang diizinkan belajar tatap muka sebanyak 496 orang dari 638 orang. 

Iis menambahkan, hari pertama PTM belum membahas materi pelajaran namun membahas protokol kesehatan. Total guru dan tata usaha di sekolah mencapai 74 orang yang mayoritas sudah divaksin.

 
Berita Terpopuler