Kisah Musa dan Al Khidr: Model Resolusi

Ada pelajaran dari kisah Musa dan Al Khidr.

Pixabay
Kisah Musa dan Al Khidr: Model Resolusi. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Salah satu alat dan gaya yang digunakan oleh Alquran untuk menyampaikan pesannya adalah narasi (qasas). Hal ini ada dalam Alquran dalam bentuk yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda.

Baca Juga

Dilansir di About Islam, Selasa (31/8), Alquran banyak menceritakan kisah-kisah terkait bangsa-bangsa sebelumnya, kisah para nabi, deskripsi peristiwa tertentu, dan sebagainya. Secara keseluruhan, tujuannya jelas sebagai pembelajaran, kabar gembira bagi orang-orang yang beriman, pengingat, serta pemberi peringatan.

Dalam semua kisah Alquran, ada pelajaran yang bisa diambil manusia, bukan hanya narasi atau dongeng belaka. Allah SWT berfirman dalam Yusuf ayat 111, "Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Alquran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman'.

Salah satu yang digambarkan dalam Alquran adalah kisah Musa dan Al Khidir. Menurut Al Mawdudi, dalam komentarnya yang indah tentang Alquran, kisah tersebut mengirimkan pesan kepada manusia untuk memiliki keyakinan penuh pada kebijaksanaan dari apa yang terjadi di Pabrik Ilahi, sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Selain itu, cerita ini juga mencerminkan pelajaran hidup yang sebenarnya bagi orang-orang. Kisah tersebut mengajarkan untuk memiliki visi yang benar dan berusaha untuk mencapai tujuan dengan tekad dan keberanian.

Hal ini tercermin dalam surah Al Kahfi ayat 60, "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, 'Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.'"

Dalam ayat ini, Nabi Musa menunjukkan tekad yang teguh dalam perjalanannya mencapai tujuan akhir. Dia menjelaskan tidak ada yang bisa menghentikannya untuk mencapai tujuannya, bahkan jika itu mengharuskan dia melakukan perjalanan selama berabad-abad.

Selama perjalanan naas ini, ada satu hal yang jelas terpatri dalam pikirannya, yaitu, selama dia ikhlas karena Allah SWT, kesuksesan adalah miliknya. Hal ini menunjukkan, memiliki tekad adalah satu hal, tetapi menggabungkannya dengan keikhlasan karena Allah SWT adalah hal lain. Keduanya sangat penting dalam usaha setiap orang dalam hidup.

Juga, manusia tidak boleh melupakan bekal yang diperlukan sebagai bahan penting dalam setiap perjalanan hidup, seperti halnya dalam cerita ini.

Sebuah rencana ada kemungkin gagal karena logistik yang buruk. Hal ini adalah poin penting yang memberi pelajaran, apa pun yang Anda inginkan maka harus dipersiapkan. Tidak hanya itu, Anda juga harus mengilhami diri dengan tekad yang kuat, ditambah dengan keikhlasan karena Allah SWT.

Semua ini akan membantu setiap manusia berlayar, bahkan di tengah lautan kehidupan yang bergejolak. Jika mengalami kendala atau penurunan tekad, maka ungat-ingatlah kata Musa dalam surah Al Kahfi ayat 60 tadi.

 

Hal ini tercermin dalam surah Al-Kahfi ayat 60, "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, 'Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun'".

Dalam ayat ini, Nabi Musa menunjukkan tekad yang teguh dalam perjalanannya mencapai tujuan akhir. Dia menjelaskan tidak ada yang bisa menghentikannya untuk mencapai tujuannya, bahkan jika itu mengharuskan dia melakukan perjalanan selama berabad-abad.

Selama perjalanan naas ini, ada satu hal yang jelas terpatri dalam pikirannya, yaitu, selama dia ikhlas karena Allah SWT, kesuksesan adalah miliknya. Hal ini menunjukkan, memiliki tekad adalah satu hal, tetapi menggabungkannya dengan keikhlasan karena Allah SWT adalah hal lain. Keduanya sangat penting dalam usaha setiap orang dalam hidup.

Juga, manusia tidak boleh melupakan bekal yang diperlukan sebagai bahan penting dalam setiap perjalanan hidup, seperti halnya dalam cerita ini.

Sebuah rencana ada kemungkin gagal karena logistik yang buruk. Hal ini adalah poin penting yang memberi pelajaran, apa pun yang Anda inginkan maka harus dipersiapkan. Tidak hanya itu, Anda juga harus mengilhami diri dengan tekad yang kuat, ditambah dengan keikhlasan karena Allah SWT.

Semua ini akan membantu setiap manusia berlayar, bahkan di tengah lautan kehidupan yang bergejolak. Jika mengalami kendala atau penurunan tekad, maka ungat-ingatlah kata Musa dalam surah Al-Kahfi ayat 60 tadi.

Hal lain yang juga didapat dari cerita ini adalah menjaga diri tetap tabah dalam menghadapi kesulitan. Kisah Nabi Musa kembali dilanjutkan dalam surah Al-Kahfi ayat 61 hingga 64.

"Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya, 'Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini'. Muridnya menjawab, 'Tahukah kamu, tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali'. Musa lantas berkata, 'Itulah (tempat) yang kita cari'. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula".

Dalam ayat-ayat di atas, dapat terlihat jika perjalanan hidup ini penuh dengan kesulitan, serta pada saat yang sama juga penuh kejutan. Dibutuhkan banyak kesabaran, kebijaksanaan dan keberanian untuk mengatasi perubahan hidup dan untuk menahan kejutannya.

Di sisi lain, selama dalam perjalanan, setiap manusia juga harus waspada karena bisa saja kita telah tanda-tanda yang berbeda, dimana melalui tanda-tanda itulah Allah SWT berbicara kepada kita. Dia tidak pernah mengecewakan kita, kecuali kita tidak memahami pesan-Nya atau kita gagal memperhatikan tanda-tanda-Nya.

Dalam Surah Yusuf ayat 105, "Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya". Dalam kisah Musa, ia menangkap pesan dari Allah SWT melalui tanda-Nya, sehingga dia dibimbing ke tempat misinya.

Selama hidup, berapa banyak dari kita yang gagal memperhatikan tanda-tanda dari Allah SWT. Karena gagal memahami pesan-Nya, membawa kita berkeliaran di padang gurun dengan berpikir Dia telah mengecewakan kita. Tidak, Allah SWT tidak pernah mengecewakan hamba-Nya, terutama mereka yang berseru kepada-Nya, percaya kepada-Nya, serta mengikuti petunjuk-Nya.

Hal ini juga menjadi pelajaran penting, terutama bagi kaum muda Muslim. Saat mulai perjalanan hidup, mereka harus terus mengingat Tuhan mereka, karena melalui cahaya-Nya mereka akan melihat dan tidak akan tersesat.

Mereka harus mendengarkan pesan dari Nabi Muhammad SAW dalam HR Tirmidzi, "Hai anak muda, ingatlah Allah SWT. Dia akan melindungimu! Ingatlah Allah, kamu akan menemukan Dia selalu ada untukmu".

Poin penting lainnya adalah ketika Musa menyadari dia telah melewati lintasan, dia segera berbalik. Orang bisa membayangkan betapa melelahkannya perjalanan ini, terutama bagi seseorang yang telah bepergian untuk waktu yang lama.

Tetapi di sini, Musa dan tentu saja pelayannya, menunjukkan keberanian dan ketabahan yang patut dicontoh. Ia mencontohkan, saat kita menyadari kesalahan dalam rencana kita, maka kita tidak boleh ragu-ragu membalikkan proses guna mengembalikan semuanya menjadi normal kembali, tanpa putus asa atau bosan.

Dengan keberanian dan ketekunan seperti itu, kita dapat membawa segala sesuatu dalam jangkauan dan membuat impian menjadi kenyataan. Kita hanya perlu mengingat kata-kata Musa, "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun".  

 

 

 
Berita Terpopuler