Inggris Perbarui Daftar 5 Gejala Covid-19 Paling Umum

Mayoritas warga Inggris telah menerima vaksin Covid-19.

EPA
Sebuah papan petunjuk arah ke pusat tes Covid-19 terpasang di Bandara Heathrow di London, Inggris, 31 Juli 2021. Aplikasi Zoe yang dikembangkan University of Oxford di Inggris membantu pengguna melaporkan gejala Covid-19 yang dirasakannya.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mayoritas warga Inggris telah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis penuh, namun angka kasus penyakit tersebut masih terpantau tinggi. Orang yang sudah divaksin tetap berisiko terinfeksi virus SARS‑CoV‑2.

Penduduk yang mengidap Covid-19 mencatat gejala harian lewat aplikasi studi gejala Zoe. Terdapat lima gejala paling umum yang dilaporkan 30 hari terakhir, yakni pilek, sakit kepala, bersin, sakit tenggorokan, dan kehilangan fungsi indra penciuman.

Sementara, Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) hanya mencantumkan tiga gejala awal Covid-19, yaitu batuk, demam, dan kehilangan fungsi indra perasa atau penciuman. Jika ada yang mengalami gejala itu, NHS meminta menjalani tes PCR.

Prof Tim Spector yang terlibat dalam studi gejala Zoe menyarankan agar pemerintah melakukan pembaruan dari daftar gejala utama. Terlebih, sebenarnya ada puluhan gejala yang terkait dengan Covid-19 serta berbagai variannya.

Pada Kamis (19/8), pemerintah Inggris melaporkan 111 orang meninggal dunia karena Covid-19 dan ada 33.904 kasus baru. Spector memprediksi jumlah kasus akan tetap tinggi dalam beberapa pekan hingga beberapa bulan mendatang.

Baca Juga

Artinya, risiko infeksi cukup tinggi bagi semua orang, bahkan yang sudah mendapat vaksinasi penuh. Sangat penting bagi masyarakat untuk mewaspadai lima gejala umum yang terpantau guna menilai efektivitas vaksin.

Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)



Spector juga memperingatkan bahwa efektivitas vaksinasi bisa berkurang pada kelompok yang lebih rentan. Para pakar mendapati vaksin tidak bekerja sebaik yang diharapkan dalam menekan angka kasus parah dan rawat inap.

"Mendapatkan vaksinasi penuh tidak berarti Anda tidak dapat terinfeksi. Itu akan semakin mungkin terjadi seiring waktu sejak vaksinasi meningkat," ujar Spector, dikutip dari laman The Sun, Jumat (20/8).

Sementara, pakar lain mencemaskan musim dingin yang akan segera datang. Profesor Peter Openshaw mengatakan lonjakan jumlah kasus dan kondisi dapat terus memburuk. "Kita tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi saat musim dingin tiba," kata Openshaw.

 
Berita Terpopuler