Beberapa Pertanyaan tentang Pembunuhan Sayyidina Husein

Ibnu Taimiyah menjawab sejumlah pertanyaan soal terbunuhnya Sayyidina Husein.

[ist]
Beberapa Pertanyaan tentang Pembunuhan Sayyidina Husein. Foto ilustrasi: Karbala
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peristiwa pembunuhan cucu Nabi SAW, Husein bin Ali RA menjadi isu yang masih sering diperdebatkan setiap tahunnya. Terutama saat hari Asyura (10 Muharam) yang menjadi waktu terbunuhnya Husein.

Ulama terkemuka yang juga dijuluki Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah turut mengemukakan pendapatnya terkait persitiwa ini. Pendapatnya dikutip dalam buku “al-Qoul al-Mubin” yang ditulis Khalid Ibrahim Alhumaidi. Berikut pendapat Ibnu Taimiyah seperti yang dilansir dari youm7.com.

Ibnu Taimiyah menjelaskan, peristiwa terbunuhnya Husein RA dilatarbelakangi oleh surat dari orang-orang Kufah yang mengklaim akan berbaiat atau mendukung Husein. Husein lalu mengutus sepupunya, Muslim bin Aqil RA untuk memastikan kebenaran surat tersebut. 

Namun ternyata Muslim bin Aqil dibunuh oleh Ubaidullah bin Ziyad, pembela Yazid bin Muawiyah yang menjadi lawan politik Husein. Penduduk Kufah juga berpaling ke sisi Yazid bin Muawiyah dan mengingkari janjinya kepada Husein. Akhirnya, dalam perjalanan ke Kufah ini, Husein dibunuh yang oleh Ibnu Taimiyah disebut “terbunuh dalam syahid dan dizolimi.”

Kapan Husein RA dibunuh?

Ibn Taimiyah juga menjelaskan, Al-Husein RA syahid pada hari Asyura tahun 61 hijriah yang merupakan tahun pertama pemerintahan Yazid. Husein juga dikatakannya mati syahid sebelum mengambil alih kekuasaan di wilayah manapun.

Di mana jenazahnya dikuburkan?

Syaikhul Islam mengatakan, Husein dibunuh di Karbala dekat Efrat, dan tubuhnya dikuburkan di tempat dia dibunuh. Adapun kepalanya dibawa oleh Ubaidullah bin Ziyad ke Kufah. Penjelasan ini menurutnya yang paling benar karena diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan imam-imam lainnya.

Ibnu Taimiyah menyebut, "Jasad Al-Husein dimakamkan di tempat kematiannya di Karbala, dan itu tidak digali atau dimutilasi."

Dia juga berkata, “Adapun tubuh Hussein, itu ada di Karbala yang disepakati (ulama).”

 

Di mana kepala Husein dimakamkan?

Menurut Ibn Taymiyyah, penjelasan tentang letak dikuburnya kepala Husein yang lebih kuat adalah apa yang dituliskan oleh Al-Zubair bin Bakkar dalam kitab “Ansab Qurays”. Al-Zubair bin Bakkar disebutnya adalah orang yang paling berpengetahuan dan paling dapat dipercaya dalam hal tersebut. Dalam kitab itu disebutkan bahwa kepala Husein dibawa ke Madinah, dan dimakamkan di sana.

Zubair bin Bakar juga menyebutkan riwayat dari Muhammad bin Al-Hassan, bahwa dia dihadapkan dengan kepala Al-Husein dan wanita-wanita dari Bani Hasyim menangis ketika mereka melihat kepala Al-Husein bin Ali. Amr bin Said, Gubernur Madinah saat itu juga diriwayatkan pernah berkata saat melihat kepala Husein, “Demi Allah, aku berharap Amirul Mukminin tidak mengirimkannya kepadaku.”

Riwayat ini menunjukkan bahwa kepala Husein dibawa ke Madinah. Terlebih dalam pengetahuan tentang nasab, Zubair adalah orang yang paling berpengetahuan dan ulama terbaik mengenai ini.

Adapun terkait adanya orang yang menyebut bahwa kepala Husein berada di Ashkelon, Ibnu Taimiyah mengatakan isu itu adalah sesuatu yang salah yang tidak diterima oleh akal dan persepsi sedikit pun. Meskipun Bani Umayyah dengan apa yang mereka tunjukkan tentang pembunuhan, permusuhan dan kebencian, masih tidak dapat dibayangkan bahwa mereka akan membangun sebuah adegan untuk mempertontonkan kepala Husein.

Benarkah kepala Husein dipindahkan ke Yazid bin Muawiyah di Suriah?

 

Ibnu Taimiyah menjelaskan, adanya cerita yang menyebut kepala Husein RA dibawa hingga ke Suriah untuk ditunjukan kepada Yazid bin Muawiyah adalah kebohongan. Menurutnya, sejarah itu riwayatnya terputus dan isu tersebut adalah kebohongan yang dibuat-buat. Sahabat Nabi, Anas bin Malik dan Abu Barzah sebagai orang yang melihat Ubaidullah bin Ziyad menggotong kepala Husein saat di Kufah mengingkari cerita tersebut. 

Baca Juga

 
Berita Terpopuler