Covid-19 Sebabkan Masalah THT, Cara Mengatasinya?

Sebagian penyintas Covid-19 ada yang mengalami gangguan THT.

Republika
Parosmia dan phantosmia usik penyintas Covid-19. Orang yang telah sembuh dari Covid-19 sebagian masih mengalami gangguan THT.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 tidak hanya memengaruhi sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 itu juga bisa mendatangkan gangguan pada telinga, hidung, tenggorokan (THT).

Sebagai bagian dari sindrom long-Covid, banyak orang mengalami sesak napas, sakit kepala, serta kehilangan kemampuan indra perasa dan penciuman. Sebagian besar pengidap gejala Covid-19 berkepanjangan juga mengalami gangguan pendengaran, vertigo, pusing, batuk, hidung tersumbat, masalah pendengaran, hingga telinga berdenging.

Baca Juga

Kondisi itu dapat dialami berminggu-minggu setelah pertama kali terdeteksi Covid-19. Konsultan THT Dr Sonali Pandit dan spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Fortis Mulund, Dr Kirti Sabnis mengatakan, infeksi Covid-19 juga menyebabkan masalah THT pada manusia.

Hal itu terutama menyebabkan gejala terkait saluran pernapasan bagian atas yang berbeda, termasuk hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan disfungsi penciuman. Selain itu, long Covid juga dapat melibatkan saluran pernapasan bagian bawah, sehingga menyebabkan gejala seperti batuk, kesulitan bernapas, dan dada terasa sesak.

Menurut kedua dokter itu, sebagian besar pasien dengan Covid ringan mengalami, seperti gejala anosmia (tidak adanya sensasi penciuman), cacosmia (persepsi bau yang terdistorsi, baik dengan atau tanpa adanya stimulus bau), maupun hiposmia (penciuman berkurang). Gejala-gejala ini dapat bertahan hingga beberapa minggu.

"Tetapi jika terus mengalaminya lebih dari empat minggu, Anda harus melaporkannya ke dokter," kata Pandit, dilansir laman Indian Express, Kamis (19/8).

Seiring dengan hilangnya penciuman, banyak orang mengeluh kehilangan atau penurunan indra perasa. Pada beberapa pasien, gangguan pendengaran sensorineural yang tiba-tiba, juga telah dilaporkan selama maupun setelah pemulihan.

Dokter juga memperingatkan bahwa orang perlu waspada dengan sakit kepala dan nyeri wajah yang terus-menerus. Sebab, itu dapat mengindikasikan masalah yang lebih dalam seperti infeksi "jamur hitam" alias mucormycosis.

Menurut para dokter, gangguan penciuman seperti anosmia dan hiposmia akan pulih dalam waktu empat pekan pada sebagian besar pasien. Alasannya, Covid-19 tidak merusak neuron olfaktorius, tetapi merusak sel-sel pendukungnya.

Parosmia dan phantosmia usik penyintas Covid-19 - (Republika)


Setelah virus keluar dari sistem, sel-sel pendukung kembali normal dan indra penciuman dipulihkan. Bahkan setelah beberapa pekan, jika orang tidak mendapatkan kembali indra penciumannya, dokter merekomendasikan steroid, semprotan hidung, dekongestan, dan pelatihan penciuman yang melibatkan teknik pelatihan penciuman.

Untuk pasien yang mengalami gangguan pendengaran yang tiba-tiba, mereka harus menghubungi ahli bedah THT mereka sedini mungkin. Jalur pengobatan termasuk infus atau oral steroid dan penyuntikan steroid di gendang telinga. Pemulihan pendengaran tidak dapat diprediksi, tetapi diagnosis dan pengobatan dini dapat meningkatkan prognosis.

 
Berita Terpopuler