Taliban Akui Ada Banyak Perubahan dari Wajah Afganistan

Kabul dan kota-kota Afghanistan lainnya telah berubah dalam 20 tahun terakhir

EPA-EFE/STRINGER
Seorang pejuang Taliban mengibarkan bendera mereka di atas kendaraan saat mereka berpatroli di Kandahar, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, pada 16 Agustus, menyatakan kemenangan dan mengakhiri perang puluhan tahun di Afghanistan, sehari setelahnya. pemberontak memasuki Kabul untuk menguasai negara.
Rep: Puti Almas Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Taliban mengambilalih pemerintahan di Afganistan usai 20 tahun  melakukan perlawanan secara gerilya. Sepanjang perlawanan itu, Taliban mengakui ada banyak yang berubah dari wajah Afganistan. 

Baca Juga

Salah satu dari anggota Taliban, Ezanullah mengatakan bahwa dirinya berasal dari pedesaan dan untuk pertama kalinya datang ke Kabul. Ia bahkan merasa seperti mimpi bisa melihat bagaimana megahnya bangunan-bangunan di Kabul, termasuk dengan jalan-jalan beraspal.

 

“Saya tidak ingin pergi dari sini. Saya berencana bertanya kepada komandan saya apakah bisa tetap tinggal,” ujar Ezanullah, dilansir ABC News, Rabu (18/8). 

Apa yang diungkapkan Ezanullah menyoroti seberapa banyak Kabul dan kota-kota Afghanistan lainnya telah berubah dalam 20 tahun terakhir sejak Taliban, yang sebagian besar anggotanya berasal dari daerah pedesaan, terakhir memerintah negara itu. Seluruh generasi Afghanistan telah menjadi dewasa di bawah modernisasi, pemerintah yang didukung negara-negara Barat.

Kekhawatiran secara luas telah melanda dengan Taliban yang kembali berkuasa. Secara khusus, tak sedikit yang prihatin jika kemajuan yang sudah dicapai Afghanistan selama berada dalam pemerintahan yang moderen harus kembali mundur. 

 

 

 

 

Ribuan orang di Afghanistan telah berbondong-bondong ke bandara di Kabul, mencoba melarikan diri, kebanyakan dari mereka adalah pria tanpa ditemani keluarga. 

Pemuda Afghanistan tidak memiliki ingatan tentang pemerintahan Taliban. Meski demikian, mereka takut kembalinya kelompok ini untuk memimpin negara adalah berarti hilangnya kebebasan. 

Saat memerintah pada 1996 hingga 2001, Taliban memberlakukan interpretasi keras hukum Islam. Saat itu, terdapat aturan yang memungkinkan adanya eksekusi publik, rajam, hingga perempuan yang harus mengenakan burka, tidak diizinkan bekerja, dan anak perempuan juga tidak boleh pergi bersekolah secara umum. Sementara, bagi laki-laki tak boleh mencukur janggut. 

Sebagian besar anggota Taliban berasal dari pedesaan konservatif Afghanistan. Namun, kelompok ini mengisyaratkan akan mulai melakukan moderasi, mulai dari menawarkan amnesti kepada orang-orang yang memerangi mereka, mengatakan akan menghormati perempuan untuk bekerja dan berjanji untuk memulihkan kehidupan normal setelah beberapa dekade perang.  

Tetapi banyak orang Afghanistan, terutama perempuan, tetap sangat skeptis terhadap niat dari Taliban. Apakah kelompok ini benar-benar telah berubah atau tidak, bagaimapun negara yang sekarang mereka kuasai adalah beberapa tahun cahaya di depan negara yang pernah mereka pimpin pada 1996, setelah empat tahun perang saudara setelah penarikan Uni Soviet dan runtuhnya pemerintah pro-komunis tersebut pada 1992.

 
Berita Terpopuler