Peran Negara-Negara Arab dalam Kemerdekaan Indonesia

Sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia membutuhkan pengakuan kemerdekaan.

dok. Istimewa
Suasana proklamasi kemerdekaan di rumah Sukarno pegangsaan timur 56.
Rep: Meiliza Laveda Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Sebagai negara yang baru merdeka, Republik Indonesia membutuhkan pengakuan kemerdekaannya dari negara lain. Salah seorang pejuang yang ikut andil dalam hal ini adalah Haji Agus Salim. Dia adalah duta besar pertama dan menteri muda luar negeri yang berjuang untuk mendapatkan pengakuan Indonesia sebagai negara secara de jure dan de facto.

Baca Juga

Haji Agus Salim mulai berkeliling ke negara-negara Islam pada tahun 1947. Mukayat menjelaskan dalam bukunya Haji Agus Salim Karya dan Pengabdiannya, pada 4 April 1947, Republik Indonesia mengirimkan misi persahabatan ke negara-negara Islam yang dipimpin oleh Haji Agus Salim.

Akibat keelokannya, negara-negara Islam mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada 10 Juni 1947, Haji Agus Salim menandatangani persahabatan antara Republik Indonesia dan Mesir di Kairo yang terdiri dari lima pasal dan ditulis dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Prancis, Arab, dan Indonesia.

Dari pihak Mesir, perjanjian tersebut ditandatangani oleh M. F. Nokrasyi sebagai wakil dari pemerintah Mesir. Dr. Elia Tambunan mengatakan dalam bukunya Islamisme: Satu Plot dari Mesir, Pakistan, dan Indonesia, hubungan diplomatik dan perdagangan antara Mesir dan Indonesia tinggal di Continental Savoy Hotel, Kairo. Tempat tersebut saat itu dijadikan sebagai tempat pertemuan sehari-hari sekitar empat bulan.

 

 

Suranta Abdul Rahman menjelaskan dalam jurnalnya Diplomasi RI di Mesir dan Negara-Negara Arab, diplomasi Indonesia dan Mesir memiliki arti penting karena tiga hal. Pertama, kedudukan Mesir sangat dominan dalam kebijakan politik negara-negara Arab karena pemegang kendali Liga Arab.

Kedua, dukungan Mesir dinilai menjadi sarana yang tepat untuk memahami sejarah hubungan Indonesia dan Mesir yang telah terbentuk sejak sebelum proklamasi kemerdekaan. Terakhir, semangat perjuangan diplomasi Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan tercermin dalam pergerakan pelajar Indonesia di Universitas Al-Azhar.

Perjanjian dengan Mesir memicu negara-negara Arab lain untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Kontribusi Liga Arab sangat besar dalam menghubungi negara-negara anggotanya untuk menerima misi diplomatik RI.

Setelah Mesir, delegasi Indonesia kemudian melanjutkan perjalanan ke Suriah dan membuat perjanjian diplomatik. Dalam perjanjian tersebut, Suriah mengakui kemerdekaan Indonesia dan ditandatangani pada 2 Juli 1947 yang diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Suriah Jamil Mardam Bey. Perjanjian persahabatan RI dan Suriah diratifikasi oleh Komite Kerja Pusat Parlemen Sementara RI yang disiarkan dalam Lembaran Negara pada tahun 1948.

Setelah Suriah, misi diplomatik RI berlanjut ke Yordania. Kala itu, Amir Abdullah meminta misi ini agar formalitas pengakuan kemerdekaan ditangguhkan. Meski begitu, pada kenyataannya pemerintah Yordania mendukung keputusan Liga Arab pada 18 November 1946 untuk mengakui kemerdekaan RI.

 

 

Selain Yordania, misi diplomatik diteruskan dengan kunjungan ke Baghdad, Irak. Haji Agus Salim dan staffnya disambut meriah walaupun dalam hal pengakuan kemerdekaan Indonesia, Irak masih mempertimbangkan karena kuatnya pengaruh Inggris yang mendukung Belanda di wilayahnya.

Negara Arab lain yang mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Libanon dan Arab Saudi. Awalnya, Haji Agus Salim sempat meragukan sikap pemerintah Libanon yang tidak akan mengakui kemerdekaan RI karena Libanon dekat dengan bangsa Barat. Namun, Perdana Menteri Libanon Riadh Solh Bey yang saat itu menjabat pernah menyaksikan Film Proklamasi ketika hadir dalam resepsi misi diplomatik RI di Kairo. Akhirnya, Indonesia mendapat pengakuan Libanon pada 29 Juni 1947.

Di tahun yang sama, ketua misi diplomatik RI berubah mulai 7 Agustus 1947. H.M Rasyidi menggantikan Haji Agus Salim dan meneruskan perjuangannya. Pada musim haji tahun 1947, ia berkunjung ke Arab Saudi yang didampingi Sekretaris Jenderal Liga Arab Abdurrahman Azzam Pasya menghadap Raja Abdul Aziz. Dalam kunjungan tersebut, Raja Abdul Aziz al-Saud memberikan surat Pengakuan Arab Saudi kepada pemerintah Indonesia pada 21 November 1947.

Keraja Yaman adalah negara Arab merdeka terakhir yang memberikan pengakuan kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Yaman masih tertutup dan belum mempunyai perwakilan di luar negeri selain di Liga Arab. Wakil Kerajaan Yaman di Liga Arab Ali al-Muayyad telah menandatangani Kuasa Usaha RI di Mesir, H. HM. Rasyidi untuk menyampaikan pengakuan kemerdekaan RI sebagai negara yang merdeka.

 

 
Berita Terpopuler