Tiga Komponen Bangun Akselerasi Dunia Kampus Era Kolaborasi

Konsep Merdeka Belajar mendorong kampus bergerak cepat untuk merespons.

.
Rep: Lusi Andriyani Red: Retizen

Kolaborasi apik program KKN UMJ Mewujudkan Program Kampus Merdeka

Konsep Merdeka Belajar yang di gulirkan sebagai kebijakan di dunia kampus mendorong kampus untuk bergerak cepat merespon dan mengimplementasikan. Dorongan luar biasa juga di berikan oleh pemerintah seiring dengan program tersebut. Banyak hibah yang digulirkan untuk bisa mendorong program Merdeka Belajar Kampus Merdeka [MBKM]. Banyak kegiatan yang ditawarkan kepada mahasiswa dan juga Dosen. Kolaborasi yang luar biasa dirancang dan dibangun untuk saling mendorong terwujudnya program kampus merdeka. keunggulan yang bisa dirasakan oleh dosen dan mahasiswa dalam konsep ini adalah kolaborasi diantara kampus dengan potensi pendidik yang punya kualifitasi. Secara tidak langsung dibangun kompetisi yang luar biasa antar kampus dan antar pendidik. Dalam kondisi yang mapan secara administratif dan sistem, hal tersebut tidak akan menjadi masalah bagi dunia kampus. Namun, bagi sebagian kampus yang masih belum mempunyai sistem dan kemapanan administratif, maka harus berjuang sampai peluh mengguyur untuk bisa siap mengahadapi program ini.

Komponen penting yang perlu diperhatikan dalam menterjemahkan MBKM di dunia kampus adalah : Pertama, kesiapan sistem kampus; kampus yang akan menerapkan MBKM harus mempunyai platform dan sistem yang jelas, sehingga Dosen dan mahasiswa bisa menjalankan dengan baik dan menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik. Kemapanan kerjasama dengan dunia luar seperti dunia industri dan masyarakat lain sebagai mitra harus tersedia. Kedua, kesiapan kurikulum kampus yang disediakan sebagai alat utama bagi dosen dan mahasiswa merancang proses pembelajaran. Kemapanan kurikulum harus disertai dengan toolls pendamping lainnya. Kondisi ini hadir untuk bisa menciptakan proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan ketercapaian proses pembelajaran dan ketercapaian matakuliah masing-masing. Kemapanan kurikulum didukung dengan RPS yang sesuai dengan pembelajaran MBKM akan memudahkan dosen dan mahasiswa dalam menjalani proses belajar mengajar. Sehingga akan bisa tercapai indikator capaian pembelajara, CPL, CPM dan CPMK istilah capaian dalam penyusunan Rencana Pembelajaran Semester. Ketiga, kesiapan pendidik dan mahasiswa dalam menerapkan merdeka belajar. Tidak semua matakuliah bisa diakses dengan pola MBKM, kondisi ini juga menuntut kriteria pengajar dan kriteria mahasiswa yang bisa menjalankan program MBKM. Kemampuan pembelajaran dengan pola merdeka belajar menuntut pendidik untuk mampu menterjemahkan indikator dan melakukan pola sinkronisasi dengan RPS terkait dengan capaian pembelajaran dan capaian matakuliah. Pendidik juga diharapkan mampu membangun kolaborasi dan jejaring untuk bisa diakses oleh mahasiswa. Bagi mahasiswa, kemerdekaan belajar menuntut komitmen untuk bisa belajar mandiri, inovatif, kreatif dengan panduan RPS matakuliah. Kolaborasi apik dosen dan mahasiswa dengan kompetensi yang luar biasa akan dapat menghasilkan profil lulusan seperti yang diharapkan.

Bagi dunia kampus yang dinamis, tidak ada yang tidak mungkin dilakukan. Butuh komitmen luar biasa untuk bisa mewujudkan sinergi dan kolaborasi apik ini. Menghadirkan inovasi, kreatifitas dan membangun jejaring harus dimulai. Siap tidak siap..kita harus siap. Persaingan ketat akan bisa terlewati dengan membangun kolaborasi.

 
Berita Terpopuler