Pandemi, Kasus Anak Rabun Jauh Meningkat Dua Kali Lipat

Pandemi Covid-19 telah membuat kasus rabun jauh pada anak meningkat.

Republika/ Wihdan
Pemeriksaan mata anak. Kasus rabun jauh pada anak meningkat karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu menatap layar gawai dan kurang berada di luar ruangan.
Rep: Mabruroh Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia hampir dua tahun ini ternyata memberikan dampak buruk kepada kesehatan mata anak. Pemberlakuan karantina wilayah yang membuat siswa belajar daring menyebabkan anak-anak menerima efek samping, yakni rabun jauh.

Sebuah penelitian dilakukan di Hong Kong terhadap 2.000 anak-anak usia sekolah mengungkap fenomena miris tersebut. Menurut hasil penelitian yang diterbitkan di British Journal of Ophthalmology mengungkapkan bahwa kasus rabun jauh meningkat lebih dari dua kali lipat selama pandemi.

"Ketika orang memikirkan konsekuensi dari tingkat karantina yang belum pernah terjadi sebelumnya ini akan berdampak terhadap kesehatan fisik dan mental, pada awalnya tidak jelas bahwa perkembangan visual anak-anak adalah salah satunya," kata seorang penulis studi, Dr. Jason CS Yam, seorang rekanan, profesor oftalmologi dan ilmu visual di Chinese University of Hong Kong.

Menurut Dr. Yam, makin banyaknya waktu yang dihabiskan dengan menatap layar gawai menjadi penyebab anak lebih cepat menjadi rabun jauh atau miopia-anak. Di samping itu, anak juga kurang memiliki waktu di luar ruangan.

"Miopia mungkin tampak seperti kondisi yang tidak berbahaya, tapi itu dapat membuat komplikasi mata lainnya dan meningkatkan risiko kehilangan penglihatan di kemudian hari," katanya, dikutip dari NBC News, Jumat (6/8).

Baca Juga

Untuk memastikan temuan itu, Yam bersama rekan-rekan penelitiannya  kemudian merekrut 709 anak berusia enam hingga delapan tahun antara Januari hingga Agustus 2020 lalu mengikuti perkembangan mereka selama rata-rata 7,89 bulan. Para peneliti kemudian membandingkan data dari sekelompok 1.084 anak dalam rentang usia yang sama yang dipelajari sebelum munculnya Covid-19.

"Anak-anak perlu meletakkan komputer mereka dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar," kata Yam.

Selama pandemi, kejadian tahunan miopia adalah 26,98 persen, lebih dari dua kali lipat insiden tahunan 11,63 persen pada kelompok sebelum pandemi. Para peneliti juga melihat berapa banyak panjang aksial, diukur dari kornea ke bagian belakang mata berubah dari waktu ke waktu.

Pada anak-anak dengan rabun jauh progresif, panjang aksial meningkat seiring bertambahnya usia anak, sehingga jika mata dapat dilihat secara profil akan terlihat lebih lonjong daripada melingkar.  Perkiraan perubahan panjang aksial tahunan di antara anak-anak selama pandemi adalah 0,45 milimeter, dibandingkan dengan 0,28 pada kelompok pra-pandemi.

Para peneliti juga menemukan perubahan yang signifikan terhadap gaya hidup anak-anak selama pembatasan pergerakan masyarakat selama pandemi Covid-19. Waktu Anak-anak di Hong Kong berada di luar ruangan berkurang 68 persen, dan mereka 2,8 kali lipat lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar.

"Peningkatan waktu di luar ruangan telah secara konsisten ditunjukkan oleh beberapa penelitian di berbagai negara memiliki peran protektif terhadap perkembangan miopia, dan merupakan prioritas utama di antara rekomendasi internasional untuk strategi pengendalian miopia," kata Dr. Yam.

"Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa cahaya luar membantu melindungi terhadap miopia dengan memicu meningkatan pelepasan dopamin di retina, yang menghambat pemanjangan bola mata," kata Yam.

Tamiesha Frempong, asisten profesor oftalmologi di Icahn School of Medicine dan New York Eye and Ear Infirmary di Mount Sinai, Amerika Serikat, berharap penelitian ini dapat mengingatkan dokter dan orang tua bahwa banyak anak menghabiskan lebih sedikit waktu di luar ruangan dan lebih banyak di depan layar selama 18 bulan terakhir.

"Anak-anak perlu meletakkan komputer mereka dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar, tidak hanya untuk penglihatan mereka tetapi juga untuk obesitas," kata Frempong.

 
Berita Terpopuler