Menkes: Kebutuhan Obat-obatan Covid-19 Naik 12 Kali Lipat
Agustus, persediaan obat-obatan perawatan Covid-19 akan lebih terjamin.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kebutuhan obat-obatan untuk terapi pasien Covid-19 mengalami lonjakan yang sangat tinggi sejak 1 Juni. Bahkan, lonjakan tersebut mencapai 12 kali lipat.
"Sejak tanggal 1 Juni sampai sekarang telah terjadi lonjakan yang luar biasa dari kebutuhan obat-obatan. Lonjakan itu besarnya sekitar 12 kali lipat," ungkap Menkes Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.
Untuk mengatasinya, menurut Budi, pemerintah telah berkomunikasi dengan gabungan pengusaha farmasi serta menyiapkan impor bahan baku obat, memperbesar kapasitas produksi, dan menyiapkan distribusinya. Kendati demikian, pemenuhan kebutuhan obat-obatan di dalam negeri ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Tapi memang dibutuhkan waktu antara empat hingga enam pekan agar kapasitas produksi obat dalam negeri kita bisa memenuhi kebutuhan peningkatan obat-obatan sebanyak 12 kali lipat ini," kata Menkes.
Menkes pun memastikan, obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai obat terapi Covid-19 itu dapat mulai mudah ditemukan pada awal Agustus. Termasuk di antaranya obat Azitromisin, Oseltamivir, dan Favipiravir.
"Mudah-mudahan di awal Agustus nanti beberapa obat-obatan yang sering dicari masyarakat, misalnya Azitromisin, Oseltamivir, maupun Favipiravir itu sudah bisa masuk ke pasar secara lebih signifikan," ujar dia.
Pemenuhan tiga obat lainnya, yakni Redemsivir, Actemra, dan juga Gammaraas, harus diimpor dari negara lain karena belum bisa diproduksi di dalam negeri. Hanya saja, pasokan obat-obatan tersebut saat ini juga terbatas di seluruh dunia.