Strategi OJK Jaga Stabilitas Sektor Keuangan Saat Pandemi

OJK optimistis pertumbuhan ekonomi seiring proyeksi pemulihan ekonomi nasional.

Antara/Hendra Nurdiyansyah
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pihaknya memantau perkembangan situasi saat ini dan masih optimistis pertumbuhan ekonomi seiring proyeksi pemulihan ekonomi nasional. (ilustrasi)
Rep: Novita Intan Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki enam kebijakan strategis untuk menjaga stabilitas sektor keuangan. Otoritas bekerja sama dengan pemerintah dan Bank Indonesia untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional masa pandemi.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pihaknya memantau perkembangan situasi saat ini dan masih optimistis pertumbuhan ekonomi seiring proyeksi pemulihan ekonomi nasional. “Kebijakan pertama, yakni mengawal pelaksanaan PPKM Darurat, khususnya terkait pelaksanaan peran sektor jasa keuangan sebagai sektor esensial seperti operasi terbatas sektor keuangan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat serta memaksimalkan teknologi online/digital,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (21/7).

Kemudian, pegawai sektor keuangan yang melakukan Work From Home (WFH) diminta tetap tinggal di rumah dan menghindari mobilitas yang tidak perlu serta membuka jalur komunikasi dengan nasabah atau debitur, khususnya pada sektor-sektor yang terdampak kebijakan PPKM Darurat.

Kedua, mempercepat implementasi program vaksinasi yang terdistribusi dengan baik, diantaranya vaksinasi massal pelaku SJK dan masyarakat dengan target 10 juta orang hingga akhir Desember 2021 serta mendorong pendirian sentra vaksinasi oleh lembaga keuangan dapat vaksinasi pegawai dan konsumen, dan mempercepat pelaksanaan vaksinasi pelaku sektor keuangan di daerah.

Ketiga, percepatan belanja pemerintah pusat dan daerah sebagai kebijakan dari sisi fiskal untuk mempertahankan demand dan tingkat konsumsi masyarakat di tengah disparitas pemulihan sektoral. Keempat, akselerasi hilirisasi ekonomi dan keuangan digital dengan tetap mewaspadai cyber risk.

Kelima, peningkatan penetrasi layanan keuangan dan pendalaman pasar keuangan untuk menjaga stabilitas keuangan secara berkelanjutan. Keenam, mendorong berkembangnya sustainable finance untuk membiayai sustainable economic recovery dan mitigasi climate-related risk, dengan menjalankan inisiatif strategis berupa pengembangan taksonomi hijau yang bertujuan mengklasifikasikan aktivitas pembiayaan dan investasi berkelanjutan di Indonesia.

Selanjutnya, pengembangan kerangka manajemen risiko untuk industri dan pedoman pengawasan berbasis risiko bagi pengawas untuk menerapkan climate-related financial risk, inovasi produk dan layanan keuangan berkelanjutan oleh lembaga jasa keuangan, serta meningkatkan awareness dan capacity building untuk seluruh pemangku kepentingan.

 
Berita Terpopuler