Khutbah Arafah: Pribadi Ihsan dan Tauhid

Ihsan yang paling agung adalah tauhid dan beribadah semata-mata kepada Allah SWT.

Republika/ Fitriyan Zamzami
Peziarah mengambil gambar bentangan wilayah Namirah dan Lembah Uranah dari puncak Jabal Rahmah di Arafah, Makkah. Di lembah tersebut Rasulullah SAW diriwayatkan menyampaikan khutbah perpisahannya pada tahun ke-10 Hijriyah.
Rep: Rossi Handayani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Khutbah Arafah, dari Masjid Namirah disampaikan oleh Fadhilatu Syaikh Dr. Bandar bin Abdul Aziz Balilah hafizhahullah, pada 9 Dzulhijjah 1442 Hijriah.

Baca Juga

"Segala puji bagi Allah Yang Maha Kaya Lagi Maha Mulia, pemilik kebaikan yang luas dan karunia yang besar. Dia memiliki kehendak ke jalan yang lurus. Kita memujinya atas anugrahnya yang terus menerus dan kebaikan-Nya yang berturut-turut. Aku bersaksi tidak ada Tuhan melainkan Allah semata. Tidak ada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melimpahkan solawat dan salam yang sempurna kepada Rasulullah, keluarga dan sahabat beliau, Amma Ba'du," kata Syaikh yang diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Melayu melalui laman Manaratalharamain pada Senin (19/7).

Syaikh melanjutkan, menyeru kepada orang-orang yang beriman, agar bertakwa kepada Allah dengan mematuhi perintahNya. Maka niscaya mereka akan mencapai kemenangan yang besar dan menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Hal ini sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Sungguh Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Allah berfirman, Sesungguhnya perkara yang Allah perintahkan kepada hambanya adalah berbuat ihsan atau berbuat kebaikan.

"Allah berfirman, Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi bantuan kepada kerabat, seorang hamba beribadah kepada Allah dengan baik sebagaima Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits, ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat Allah, dan apabila engkau tidak melihat maka Allah melihat engkau," kata Syaikh.

"Dan tingkatan ihsan yang paling agung adalah tauhid dan beribadah semata-mata kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana Dia berfirman, Dan barang siapa berserah diri kepada Allah sedang dia orang yang berbuat kebaikan maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh, hanya kepada Allah kesudahan segala urusan," lanjut Syaikh.

 

 

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, bahkan barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya, dan tidak ada rasa takut kepada mereka dan mereka tidak bersedih hati, tidak ada yang  disembah melainkan Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Shalat hanya kepada Allah, dan berdoa hanya kepada Allah sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Tuhan telah memerintahkan agar orang-orang jangan menyembah selain Dia. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dan sesungguhnya masing-masing itu adalah untuk Allah maka janganlah kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah. Allah berfirman, Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah sebagai ibadah dan mendekat diri kepada Allah. 

"Ini adalah tuntunan syahadat tauhid  'La ilaha ilallah', dan pendampingnya syahadat MuhammaduRasulullah, oleh karena itu perintahnya harus dipatuhi, dan apa yang dikabarkan-Nya dibenarkan. Allah tidak disembah kecuali apa yang ditentukan-Nya, karena Allah telah menyempurkan agama ia tidak perlu ditambah dengan sesuatu yang bidah," kata Syaikh. 

Syaikh mengungkapkan, Allah telah menurunkan di padang Arafah, 'Pada hari ini aku sempurnakan agamamu untukku dan telah aku cukupkan nikmatku bagimu, dan telah aku ridhoi islam sebagai agamamu'. Di antara ihsan dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah menjaga sholat fardu pada waktunya setiap hari. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, peliharalah semua shalat dan shalat wustha dan laksanakanlah sholat karena Allah dengan khusyu.

 

Kemudian menunaikan zakat, Allah berfirman, Dan rahmatku meliputi segala sesuatu maka akan aku tetapkan rahmatku bagi orang-orang yang bertakwa yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami. Puasa di bulan Ramadhan, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu maka berpuasalah.

"Kemudian menunaikan haji ke baitullah yang mulia sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

dan di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke baitullah yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana, di antara kebaikan adalah beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagai Rabb dan yang disembah beriman kepada malaikat-malaikat, kitab-kitab, semua rasul, hari akhirat, dan beriman dengan qadar yang baik dan buruk, qada dan qadar Allah itu pasti terjadi," ucap Syaikh.  

"Mengapa manusia tidak beribadah dengan baik, padahal Allah telah berbuat baik kepada para hamba, menganugrahkan berbagai nikmat, menciptakan mereka dari tidak ada dan menyempurnakan kebaikan mereka serta menambahkannya dengan berbagai kesenangan, atau kebahagiaan" lanjut Syaikh. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Tidakkah kamu memperhatikam bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi untuk kepentinganmu dan menyempurnakan nikmatnya untukmu lahir dan batin. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Adapun Hari Arafah merupakan hari di mana para jamaah haji berkumpul untuk berdoa dan bertaqarrub kepada Allah ﷻ. 

 
Berita Terpopuler