Muslim Launceston Berkembang Pesat, Tetapi tak Ada Masjid

Muslim di Launceston, Australia sedang mengusahakan sebuah masjid.

Republika.co.id
Muslim Launceston Berkembang Pesat, Namun tak Ada Masjid
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pertumbuhan Muslim di Launceston, Tasmania, Australia terbilang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sayangnya, pertumbuhan ini tidak sebanding dengan pembangunan masjid di sana.

Baca Juga

Hal ini diungkapkan oleh keluarga Seleem, yang baru saja pindah dari Brisbane ke Launceston di utara Tasmania dua tahun lalu. Keluarga Seleem mengaku senang tinggal di Launceston yang damai dan jauh dari hiruk-pikuk kendaraan.

"Saya pikir Launceston adalah tempat yang bagus untuk membesarkan keluarga, orang-orang di sini benar-benar baik, ke mana pun Anda pergi," kata Mostafa Seleem, dilansir dari ABC, Rabu (7/7).

Seleem adalah spesialis medis yang bekerja di Rumah Sakit Umum Launceston. Istrinya, Mariam Eissa adalah seorang insinyur listrik. Keluarga ini memiliki empat anak yang semuanya berusia di bawah enam tahun.

"Di sini lebih damai, sepi, tidak ada lalu lintas jadi kami menghabiskan lebih banyak waktu sebagai keluarga," kata Eissa.

 

Hanya saja, keluarga ini kehilangan satu hal dalam kehidupan barunya, yakni masjid. Di rumahnya yang dulu, di Brisbane, mereka tinggal tepat di sebelah masjid. Namun di Launceston, mereka kehilangan itu.

"Ketika kami datang ke sini, hal pertama yang kami tanyakan adalah apakah ada pusat komunitas dan masjid tempat kami bisa pergi dan bertemu orang-orang. Ketika kami mendengar tidak ada (masjid di Launceston), itu adalah berita yang menghancurkan,” kata Seleem.

Asosiasi Muslim Tasmania memperkirakan populasi Muslim meningkat lebih dari dua kali lipat sejak sensus terakhir pada 2016. Terdapat 2.498 orang Muslim di Tasmania. Tetapi negara bagian ini hanya memiliki satu masjid, yaitu di Hobart. 

“Ketika kami datang ke sini, anak-anak mulai bertanya kapan kami akan mengunjungi masjid,” kata Eissa.

Setiap hari, keluarga itu hanya bisa mengunjungi ruang kecil di universitas sebagai tempat mereka bisa sholat berjamaah. Selain keluarga Seleem, juga ada Bart Idris yang pindah ke Tasmania dari Malaysia sembilan tahun lalu.

 

Idris adalah salah satu dari banyak orang yang datang ke sebuah ruangan kecil di Universitas Tasmania di Newnham untuk sholat setiap Jumat. Beberapa orang datang dari St Helens di pantai timur, sekitar 160 Km atau lebih dari dua jam perjalanan untuk sholat di universitas. Tetapi ruangan itu sebenarnya terlalu kecil untuk komunitas Muslim yang sedang berkembang ini.  

Rabiul Islam, seorang dosen di universitas tersebut, mengatakan dia telah melihat komunitas Islam berubah secara dramatis dalam delapan tahun terakhir. "Saya datang pada 2013 dan saat itu kami memiliki sekitar 40 hingga 50 keluarga, sekarang kami memiliki 500 keluarga, jadi tidak mungkin ruang ini cukup," ungkapnya.

Komunitas Islam di Launceston akhirnya menandatangani kontrak untuk sebuah bangunan di Kings Meadows, yang mereka harap akan segera menjadi masjid pertama di kawasan itu. Manurut Seleem, masjid akan menjadi titik berkumpul bagi masyarakat dan akan bermanfaat bagi wilayah secara keseluruhan. 

"Salah satu alasan utama orang ingin datang dan tinggal secara permanen, terutama orang-orang yang sangat terampil adalah jika ada pusat komunitas," kata Seleem.

Masyarakat lokal akhirnya akan memiliki tempat di mana mereka dapat bertemu, menyapa, bersosialisasi, dan berbicara satu sama lain. "Komunitas Muslim memiliki nilai-nilai besar, orang-orang hebat dan banyak hal untuk ditawarkan," ujarnya.

Eissa mengatakan penggalangan dana sedang berlangsung untuk pembangunan masjid dan berharap masjid tersebut berdiri dan dibuka sebelum akhir tahun. "Saya terus berkeliling gedung dengan anak-anak dan menunjukkan kepada mereka apa yang akan menjadi masjid, dan mereka tidak bisa menunggu sampai masjid dibuka," katanya.

 

https://www.abc.net.au/news/2021-07-07/muslim-community-first-mosque-northern-tasmania/100268670

 
Berita Terpopuler