Menteri Jerman Kecam UEFA Soal Penuhnya Stadion Wembley

Sebelumnya, 1.991 suporter Skotlandia teridentifikasi Covid-19 usai kunjungi Wembley.

Pool AFP
Sejumlah suporter saat menonton pertandingan babak 16 besar Piala Eropa 2020 antara Inggris dan Jerman di Stadion Wembley, Inggris, Selasa (29/6). Pertandingan babak 16 besar Piala Eropa 2020 dimeriahkan dengan aksi para suporter dengan menggunakan gaya dan atribut khusus untuk mendukung tim negaranya. (Justin Tallis, Pool Photo via AP)Putra M. Akbar
Rep: Hartifiany Praisra Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer mengecam UEFA yang tidak bertanggung jawab karena mengizinkan 40 ribu penonton di laga Inggris kontra Jerman. Laga yang berlangsung di Stadion Wembley, London, pada Selasa (29/6) ini dianggap rawan bagi pemain mereka. 

Seehofer menilai bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh UEFA. Laga ini menjadi jumlah penonton terbanyak di Inggris sejak pandemi Covid-19 menyerang. Padahal saat ini gelombang Covid-19 varian Delta lebih menular sehingga memicu peningkatan yang signifikan di Inggris. 

Dilansir dari lamam Daily Mail, Kamis (1/7) menteri yang menaungi olahraga ini pun meminta UEFA untuk tidak memaksakan pada otoritas setempat. Dia pun menyebut tidak ada keinginan dari badan sepak bola Eropa terswbut untuk mengurangi jumlah penonton. 

Dengan adanya perbedaan regulasi Covid-19 di berbagai negara, mempengaruhi jumlah penonton di setiap laga. Sebut saja 60 ribu penonton di Budapest dan hanya ada kapasitas 25-45 persen stadion di tempat lainnya. Termasuk laga di Munich yang janya diisi oleh 14.500 penonton dengan kaga karal, palai masker serta bukti negatif Covid-19. 

Seehofer mengatakan, pertandingan dengan 60 ribu penonton seperti di Hungaria maupun apa yang terjadi di Wembley pasti akan mendorong penyebaran Covid-19. 

"Keputusan akhir mengenai jumlah penggemar yang menghadiri pertandingan dan persyaratan masuk ke salah satu negara tuan rumah dan stadion tuan rumah berada di bawah tanggung jawab otoritas lokal yang kompeten, dan UEFA secara ketat mengikuti tindakan tersebut," kata Seehofer.

Sebelumnya pun terjadi penyebaran Covid-19 setelah otoritas Skotlandia menyebut ada 1.991 orang teridentifikasi Covid-19 setelah Euro 2020 saat mengunjungi London. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut menyebut ada kerumunan di sekitar stadion seperti di pun dan bar kota tuan rumah. Hal ini turut mendorong peningkatan infeksi. 

Tetapi penasihat medis UEFA Euro 2020 Daniel Koch mengatakan vaksinasi dan kontrol perbatasan akan mencegah gelombang baru yang besar. Koch yakin bahwa tidak setiap laga terjadi penularan virus. 

"Tapi ini tidak hanya berlaku untuk pertandingan sepak bola tetapi juga untuk segala jenis situasi yang sekarang diizinkan sebagai bagian dari langkah-langkah pelonggaran yang diputuskan oleh otoritas lokal yang kompeten," kata Koch.

 
Berita Terpopuler